Aku dan Kamu

Aku tak tahu kenapa, ada yang aneh dalam langkah kakiku. Entah kenapa kakiku gak bisa berhenti. Terus berjalan dan berjalan, aku tak bisa menghentikannya. Otakku seakan gak seirama dengan gerak kakiku. Hingga aku melihatmu.

*****************



"Angel, percayalah.... Aku akan selalu menjagamu. Jangan ragu padaku."

"Kalau kamu kangen sama aku, tatap ajah bintang. Yakin deh aku pasti akan ngerasain kalau kamu kangen sama cowok manis ini."

"Angel itu artinya malaikat. Berarti aku orang yang beruntung karena punya malaikat disisiku."

Kata-kata apalagi yang gak aku ingat darimu. Semua kalimat yang kamu lontarkan selalu menancap erat dalam perasaanku. Semua orang bilang kamu cowok gombal, tapi aku gak peduli. Yang aku tau, kau menyenangkan hatiku dan aku menyukainya.

Aku dan kamu. Kata orang, kita adalah pasangan yang aneh. Aku yang pendiam bagaikan malaikat dan kamu seorang rocker laksana iblis. Tapi aku gak peduli, aku gak pernah peduli apa kata orang. Aku hanya tahu kalau kita pasangan yang serasi.

Kamu dan aku, laksana dua magnet yang bertemu, tapi itu kata mereka. Dan kau pun tak pernah mempedulikannya, sama sepertiku. Mungkin cinta kita terlalu besar hingga tak tahu bahwa mungkin saja memang benar apa kata mereka. Atau mungkin benar cinta itu buta.

Guardian Angel, itu adalah nama yang paling aku suka. Kau pernah menyebutku dengan nama itu.
"Sebagai guardian angel, aku harap aku bisa membahagiakanmu."

"Kebalik, seharusnya aku yang membahagiakanmu. Guardian Angel kan malaikat penjaga."

"Hush.... gak ada bantahan."

Ya, itulah kau. Seorang yang gak mau dibantah, bahkan oleh aku yang kau anggap Guardian Angel-mu.

Tapi tahukah kau, dalam lubuk hatiku selalu ada perasaan untuk terus menjagamu. Aku harus menjagamu, menjaga cinta ini, menjaga surga kita. Kau selalu ada dalam hatiku, namamu selalu ada dalam ucapanku, gerak langkahmu selalu kudengar. Sebagai malaikat penjaga, aku selalu tahu apa yang kau rasakan dan apa yang kau lakukan. Dan sebagai seorang malaikat, aku selalu memaafkan semua kesalahan yang ada demi surga kita, demi cinta kita dan demi dirimu.

"Angel itu malaikat, malaikat itu pasti baik hati. Beda sama iblis, iblis itu ibarat setan dan setang pasti jahat-jahat, selalu menyebarkan hawa buruk. Jadi yang namanya malaikat itu gak pernah marah ataupun sebal soalnya mereka itu berhati mulia."

Kau tentu masih ingat bukan atas jawaban yang kau berikan padaku saat kutanyakan apa mungkin malaikat bisa marah. Dan kini aku sadar, ternyata aku gak bisa seperti yang kau katakan.

Entah kenapa, langkah kakiku terus menarikku untuk terus berjalan. Bahkan tak kuhiraukan etika bertamu ketika ku tahu ada motormu didepan rumahnya. Aku terus berjalan dan tak berhenti. Aku merasa kamu ada disini, mungkin firasat malaikatku yang menggiringku kesini dan menyuruhku untuk melihatmu.

Aku terus melihatmu, mataku tak berkedip melihat adegan didepan mataku. Kau bercumbu dengannnya.

Kini aku sadar bahwa aku bukanlah malaikat ataupun Guardian Angel. Tapi aku bersyukur, kau mengenalkanku tentang arti dari seorang malaikat. Selama ini aku tak pernah tahu apa itu Angel, aku tak pernah ngerti apa itu Guardian Angel. Yang kutahu hanyalah aku dan hidupku, hingga kau datang dan mengenalkanku pada kehidupan malaikat.

"Semoga kamu tetap menjadi Angel dalam hidupku."

Aku sudah bilang bukan, semua yang kau katakan selalu kuingat. Angel itu baik hati, gak pernah marah. Dan kau bilang, aku adalah Guardian Angel. Entah apa kata orang, kata-katamu gombal atau yang lainnya, aku gak peduli. Tapi, mungkin inilah saatnya aku membuktikan padamu kalau malaikat pun bisa marah.

"DONI!!!"

Aku baru sadar, kalau ternyata aku telah buta karena cinta. Cinta ini telah membuatku tak peduli dengan kata orang, cinta ini telah membuatku tak mau tahu akan ketakutanmu. Tubuhmu yang bergetar dan teriakanmu yang menyuruhku berhenti membuatku semakin sadar kalau cinta ini benar-benar membuatku buta dan tuli.

Aku dan kamu. Bukankah aku sudah bilang hanya aku dan kamu, bukan kita. Karena aku lebih suka aku dan kamu daripada kita. Dalam aku dan kamu tidak ada dia. Dalam aku dan kamu hanya ada aku dan kamu, tak ada tempat untuk dia. Tapi kenapa kau memaksa untuk menempatkan dia dalam surga kita.

"Aku bukan malaikat. Kau salah. Bahkan kau terlalu salah dalam menilaiku. Aku bukan malaikat penjagamu."

Sadarkah kau kini ketika nyawamu berada diambang hidup dan mati kalau aku bukanlah malaikat penjagamu. Aku hanya bertekad untuk menjaga cinta kita agar tak ada dia dalam surga cinta yang aku bangun.



Kini aku tahu, begini rasanya kalau malaikat sedang marah. Kata orang, darah itu bau anyir. Dan ternyata mereka semua salah, bau khas darah ini membuatku semakin bersemangat mengantarkanmu ke surga. Tubuhmu yang mengejang menahan rasa sakit dari tajamnya pisau ini semakin membuatku sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu.

"Aku sayang sama kamu, aku selalu berusaha jadi seseorang yang selalu kau katakan. Angel, tapi aku bukan Angel, aku Amalia. Aku bukan Angel. Tapi kamu gak pernah memberiku kesempatan buat mengingatkanmu kalau aku bukan Angel. Seharusnya kamu sadar Angel itu sahabatku. Dan kau melukai perasaanku. Kenapa kau mencumbunya didepan mataku meski aku sudah berulangkali memanggilmu. Aku tahu, kau gak mungkin bersama Angel lagi, tapi aku mencintaimu. Aku selalu tahu hanya Angel dalam hatimu. Seharusnya kau sadar, Angel tidak pernah sekalipun mencintaimu. Dia juga bukan seorang malaikat. Harusnya kau tahu itu."

Ternyata benar apa kata orang, tak berguna menyesali semua yang terjadi. Tapi yang kutahu, tak berguna bicara dengan orang yang sudah mati. Apa kau sudah sampai di surga kita.

Sebentar saja kau meninggalkanku, aku sudah kangen. Aku kangen dengan semua obrolanmu tentang malaikat. Apa kau juga merasa kangen padaku. Aku selalu berusaha menjadi malaikatmu dan menjagamu. Tapi, aku tak bisa terus-terusan kau bohongi. Aku tahu semuanya, semua tentangmu, tentang perasaanmu. Dan aku mengerti, bukan aku yang kau cintai. Tapi aku masih ingin hanya ada aku dan kamu dalam surga cinta yang aku bangun. Apa kau sekarang menungguku disana?

Aku selalu ingin bersamamu dalam surga cinta ini, tapi bukan sebagai malaikatmu. Aku tak pantas menjadi malaikat penjaga, tapi mungkin aku lebih pantas menjadi malaikat pencabut nyawa. Terserah apa kata orang, aku gak pernah peduli. Entah kita bisa bersama atau tidak setelah kehidupan ini. Yang jelas aku selalu ingin bersamamu, bahkan didalam kubur sekalipun.


NB:Sudah lama gak menulis cerita, apakah gaya bahasaku berubah atau ceritanya gak merasa ngreget. Yang penting aku masih ingin terus menulis dan biar gak lupa gimana caranya menulis cerita, jadi dimohon kritik dan sarannya ya. ^^