Kita tak akan pernah merasa sendiri jika kita mau belajar untuk menerima adanya seseorang yang peduli terhadap kita. |
Ini hanyalah kekesalan ketika saya sedang berbelanja bulanan. Waktu itu saya memilih tengah bulan karena saya tahu ketika saya berbelanja bulanan di awal bulan atau akhir bulan, sudah bisa dipastikan akan ramai sekali, dan sungguh saya tidak suka keramaian.
Selain saya memilih waktu tengah bulan, saya juga memilih waktu malam hari ketika saya pulang kuliah yakni pukul 22.00 Waktu Indonesia Bagian Kampung Saya. Jam segitu ditempat minimarket biasa saya membeli kebutuhan bulanan saya sudah sangat sepi (biasanya). Dan memang ketika saya masuk dan melakukan aktivitas belanja, keadaannya sepi. Tapii..... ketika saya dikasir inilah terjadi keramaian.
Saya heran, sebegitu egoisnyakah masyarakat dikampung saya saat ini. Tidak pernahkah mereka mendengar kata sabar atau setidaknya mengatakan kata sabar itu sendiri. Waktu itu saya langsung ke kasir yang sepi dan mulai melakukan penghitungan belanja. Disaat itulah ada ibu-ibu muda yang dengan keegoisannya langsung menggeletakkan barang belanjaannya berupa minyak 2kg sebanyak 3 buah, lalu ada lagi ibu-ibu muda yang langsung menyerobot disamping saya dan menggeletakkan keranjang belanjaan mereka. Saya yang waktu itu masih didepan kasir akhirnya bergeser sedikit karena si kasir masih melakukan penghitungan akan barang belanjaan saya.
Saya benar-benar sedikit emosi, ketika saya lihat ibu-ibu muda tersebut masihlah muda daripada ibu saya tentunya. Saya membuat perbandingan dengan ibu saya yang sudah tua karena saya tahu sendiri ibu saya ketika saya ajak berbelanja malah memilih antri dibelakang orang dan tidak antri disebelah orang yang ada dikasir seperti yang dilakukan ibu-ibu muda tersebut. Tidakkah mereka pernah bersekolah minimal SD dan diajarkan tentang antri, karena jelas-jelas usia mereka masih muda dan dipastikan mereka pernah bersekolah karena dilihat dari usia mereka sudah dipastikan mereka tidak hidup di jaman penjajahan yang sulit untuk bersekolah.
Benar-benar mengecewakan dan emosi. Tidakkah mereka mengerti arti kata antri dan sabar. Saya harap mereka mengerti arti kata itu dan suatu saat akan ada yang menegur atas ulah mereka, karena kemarin saya sudah sangat lelah untuk menegur mereka.
*Gambar dari Google*
aku jadi inget iklan
ReplyDeleteexcuse mee
maaf saya kira anda tidak bisa bahasa indonesia
Banyak, banyak yang seperti itu....., tapi aku ndak lho....
ReplyDeleteSebetulnya pelajarang etika mengantri sudah sering dipenamkan saat masih sekolah, bakhan saat TK sekalipun.
ReplyDeleteKetika masih TK dulu saya diajarkan untuk baris dan antri untuk masuk kelas.
Mungkin ibu ibu itu waktu TK sering bolos kali ya :p
Huuh.. paling gedeg deh sama orang yang sama sekali ga bisa ngantri >.<
ReplyDeleteMungkin dalam pikiran ibu-ibu itu, "nih yang depan antrinya kok lama ya? apa gak merasa ada yang antri di belakangnya, apa gak punya tenggang rasa dengan ibu-ibu seperti kamu ini?". Makanya mereka langsung serobot saja. hehehehehe
ReplyDelete