23 Apr 2015

Dan Ia-pun Pergi

0

Dan akhirnya kamu pun pergi.

Saya tidak sedang mencari kambing hitam untuk disalahkan, kamu tidak bersalah dan saya pun juga tidak bersalah. Awalnya kamu datang sendiri dengan membawa senyuman ketika saya sedang menyendiri meratapi nasib dari percintaan saya. Seperti itu hingga saya ikut tersenyum menertawakan hal-hal konyol yang kamu tawarkan.



Lalu apakah saya berhak menyalahkan kamu ketika kamu pergi saat saya mulai nyaman tersenyum bersamamu. Apakah saya berhak meneriakimu dengan kata-kata kasar, bahwasannya saya sendirilah yang memilih tersenyum. Saya tahu, kamu tidak bersalah karena yang sebenarnya terjadi kamu hanyalah lewat dan berhenti sejenak ketika kamu melihat ada seorang wanita berdiam diri menahan tangis. Naluri lelakimu untuk melindungi wanita terpanggil saat itu.

Lalu apakah saya bersalah ketika saya tidak bisa memegang erat hati saya dan ia melompat ke arahmu? Saya pun tidak bersalah hanya karena saya merasa nyaman berada di sisimu. 

Lalu apakah saya boleh menangis saat ini? Atau saya cukup berdiam diri menahan tangis seperti waktu itu agar naluri lelakimu terpanggil kembali.

Bahkan saya belum sempat menyatakan terima kasih, bahkan saya belum sempat membuatmu tersenyum, bahkan saya belum sempat mengenalmu.

0 orang yang sudi mengomentari:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com