Kopi itu untukmu, bukan kopi pahit. Manisnya berasal dari kerinduan yang menumpuk. |
Hai Tuan Besar yang suka tertawa. Sudahkah kamu bercerita perihal perasaanmu kepada Nona? Tidakkah kamu tahu Tuan? Nona memeluk erat duri rindu di setiap malamnya, membuat dinding-dinding hatinya robek, membuatnya bermimpi buruk. Ia selalu gelisah menunggumu Tuan, yang hanya datang di Hari Senin. Ada apa Tuan dengan Hari Senin? Mengapa engkau hanya muncul di Hari Senin. Menciptakan kehangatan di hati Nona, hanya sekejap, karena engkau menghilang sepekan kemudian. Dimana engkau bersembunyi Tuan? Tidakkah engkau mendengar namamu yang terus diucapkan Nona di setiap penghujung harinya? Ia yang terus mengaduk kopi, tidakkah engkau ingin mencicipi kopi itu Tuan? Terasa sangat pahit, karena bukan gula yang ia campur dalam kopi itu, namun kerinduannya padamu Tuan yang terus menumpuk hingga ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya selain mencampurnya pada kopi dan menyajikannya untukmu.