16 Oct 2008

16 Juli 2007 (puisi2)

2


Telah kulalui hari-hari kesendirianku.

Aku tak menyangka bahwa ternyata jiwaku telah dewasa

Kini aku telah mampu menerima semua kenyataan hidup

Pengalaman cintamu telah mengajari aku,

agar aku tetap tegar menghadapi kehidupan cintaku.

Cinta bisa datang dan pergi kapanpun cinta mau,

seperti halnya dirimu yang datang dan pergi ke ceritaku,

tanpa permisi pada duniaku.

Sedetik yang lalu, kau kobarkan api cinta.

Dan tanpa kusadari, hati telah terbakar sayang.

Kau belai hatiku dengan cintamu.

Kau kecup pipiku dengan sayangmu,

berjuta harapan melayang seiring belai kasihmu.

Namun, sesaat detik itu mati.

Kau pergi meninggalkan aku,

perpisahan pun tak terelakkan.

Kau hancurkan semua harapan,

kau jatuhkan diriku ke limbah kemunafikan.

Takkan ada lagi belai kasihmu,

takkan ada lagi kesejatian dirimu.

Tapi mataku telah buta dengan imajinasi sayangmu.

Aku buta karena cintamu,

cinta yang telah terbalut oleh kemunafikan.

Dan aku disini sendiri akan tetap melangkah maju.

Walau tanpa cintamu lagi,

walau tanpa sayangmu lagi.

2 comments:

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com