23 Dec 2016

Nona Kesepian #6

0

Ia tetaplah si Nona Kesepian, ada atau tidak adanya dirimu Tuan.

Halo Tuan, sudah lama aku tidak melihatmu. Waktu itu kamu datang sekejap, aku mengintip dari balik pintu. Aku mendengar perkataanmu secara seksama, tak sehurufpun kulupakan. Akhirnya kamu mengatakannya Tuan, akhirnya Nona menangis. Kamu membuatnya menangis Tuan. Entah apa salah Nona, entah, aku pun menangis.

Seperti itukah perpisahan? Meninggalkan tangis, menorehkan kenangan, terasa sakit. Punggungmu terus berjalan, menjauh. Sedang Nona terus terpuruk, semakin rapuh. Aku tak kuasa menghiburnya.

Lihatlah Tuan, lihatlah buah karyamu, hasil dari permainanmu. Tidak bisakah hanya cukup satu Nona Kesepian yang kau permainkan? Aku tahu dari awal ia hanyalah seorang Nona Kesepian, sampai nanti pun akan tetap menjadi Nona Kesepian. Tapi tidak bisakah kamu melihatnya sedikit lebih hidup saat tertawa bersamamu? Tidak bisakah kamu melihat pelangi meski hanya sekejap?

Ia masihlah Nona Kesepian.

*
Surabaya
23/09/2016-21:13

0 orang yang sudi mengomentari:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com