Arti Sahabat_bagian 3
Teman membantu kita bukan hanya saat mereka mendengarkan kita, tapi juga saat mereka menertawakan kita. Melalui mereka, kita belajar sedikit objektivitas, sedikit kerendahan hati, sedikit kehormatan, kita belajar peraturan hidup dalam permainan besar ini (hidup).
(diadaptasi dari will durant)
Pfiuh.....hari ini panas banget di luar, masuk rumah serasa masuk surga dech. Emang benar kata pepatah "Rumahku Surgaku". Panas-panas gini harus naik angkot lagi, gara-gara Mang Udin pake acara sakit seh. Lagian tadi juga si Lisa pake ngambek segala. Ugh.....sebel.....sebel......
Ini semua hanya gara-gara si Leksi cowok brengsek yang belagu, sok, angkuh, nyebelin, galak plus norak itu. Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidur kesayanganku, rasanya seperti melempar capek yang bergelayut dalam diriku. Bik Inah masak apa ya? pkirku.
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
tersita dengan angan tentangmu
Terdengar ringtone Kekasih Sejati-nya Monita, siapa seh yang ganggu kesenanganku.
"iya halow?" kataku seperti bertanya.
"Mon, ini aku Lisa. Kamu dirumah ya? Aku ke rumahmu sekarang ya. Tunggu aku ya Mon, aku ada perlu sama kamu." cerocos Lisa di seberang sana.
"Iya Lis, tapi ada......tut.....tut......tut........apa"
Busyet nih anak gak punya sopan banget seh, ditutup gitu aja sebelum aku nyelesaiin kata-kataku.
BRUAK......terdengar pintu kamarku dibuka dengan paksa. Aku yang sedang tiduran di kasur, langsung berdiri karena kaget.
"Ya ampun Lisa......ada apa?" tanyaku yang tak percaya bahwa di depanku adalah Lisa yang kelihatan tak karuan dengan mata yang bengkak, hidung merah (bukan karena sakit loh) kelihatan kalo' dia selesai nangis. Entah nagisnya udah berapa lama sampe' membuat matanya bengkak.
"Mon.....Dimas mutusin aku....." sambil nangis, dia ngomong tak karuan. Sepertinya Lisa gak bisa memikirkan lagi kata-kata apa yang harus dikeluarkan. Bagaimana mau berpikir kalo' pikirannya udah tak karuan.
"Tadi.....dia ngajak keluar aku mon.......dan kamu tau apa yang terjadi selanjutnya........??" kugelengkan kepalaku tanda tak mengerti. Aku bingung sendiri, kenapa disaat seperti ini mulutku malah seperti terkunci tak bisa mengeluarkan sepatah-katapun. Bahkan untuk membuka mulut saja terasa sulit. Aku hanya bisa bengong, mendengar cerita Lisa tentang kisah cintanya dengan Dimas. Aku tau semua tentang Dimas, tapi aku hanya tau lewat cerita Lisa.
"Dia.....Mon.....tadi dia ngajak aku cuma untuk mengatakan kalo dia pengin putus. Aku gak ngerti dengan jalan pikiran dia mon, katanya dia gak mau menduakan aku. Aku bener-bener gak ngerti apa yang dia katakan.....Dimas jahat mon....." curhat Lisa padaku dan aku pun juga gak ngerti dengan apa yang Lisa katakan padaku, tapi intinya aku tau bahwa Dimas mutusin Lisa.
Tapi, apakah cowok yang suka ngirim kata-kata indah itu juga kayak Dimas yah. Aku jadi penasaran nih, siapa seh yang suka nulis kata-kata indah seperti itu??
(diadaptasi dari will durant)
Pfiuh.....hari ini panas banget di luar, masuk rumah serasa masuk surga dech. Emang benar kata pepatah "Rumahku Surgaku". Panas-panas gini harus naik angkot lagi, gara-gara Mang Udin pake acara sakit seh. Lagian tadi juga si Lisa pake ngambek segala. Ugh.....sebel.....sebel......
Ini semua hanya gara-gara si Leksi cowok brengsek yang belagu, sok, angkuh, nyebelin, galak plus norak itu. Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidur kesayanganku, rasanya seperti melempar capek yang bergelayut dalam diriku. Bik Inah masak apa ya? pkirku.
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
tersita dengan angan tentangmu
Terdengar ringtone Kekasih Sejati-nya Monita, siapa seh yang ganggu kesenanganku.
"iya halow?" kataku seperti bertanya.
"Mon, ini aku Lisa. Kamu dirumah ya? Aku ke rumahmu sekarang ya. Tunggu aku ya Mon, aku ada perlu sama kamu." cerocos Lisa di seberang sana.
"Iya Lis, tapi ada......tut.....tut......tut........apa"
Busyet nih anak gak punya sopan banget seh, ditutup gitu aja sebelum aku nyelesaiin kata-kataku.
BRUAK......terdengar pintu kamarku dibuka dengan paksa. Aku yang sedang tiduran di kasur, langsung berdiri karena kaget.
"Ya ampun Lisa......ada apa?" tanyaku yang tak percaya bahwa di depanku adalah Lisa yang kelihatan tak karuan dengan mata yang bengkak, hidung merah (bukan karena sakit loh) kelihatan kalo' dia selesai nangis. Entah nagisnya udah berapa lama sampe' membuat matanya bengkak.
"Mon.....Dimas mutusin aku....." sambil nangis, dia ngomong tak karuan. Sepertinya Lisa gak bisa memikirkan lagi kata-kata apa yang harus dikeluarkan. Bagaimana mau berpikir kalo' pikirannya udah tak karuan.
"Tadi.....dia ngajak keluar aku mon.......dan kamu tau apa yang terjadi selanjutnya........??" kugelengkan kepalaku tanda tak mengerti. Aku bingung sendiri, kenapa disaat seperti ini mulutku malah seperti terkunci tak bisa mengeluarkan sepatah-katapun. Bahkan untuk membuka mulut saja terasa sulit. Aku hanya bisa bengong, mendengar cerita Lisa tentang kisah cintanya dengan Dimas. Aku tau semua tentang Dimas, tapi aku hanya tau lewat cerita Lisa.
"Dia.....Mon.....tadi dia ngajak aku cuma untuk mengatakan kalo dia pengin putus. Aku gak ngerti dengan jalan pikiran dia mon, katanya dia gak mau menduakan aku. Aku bener-bener gak ngerti apa yang dia katakan.....Dimas jahat mon....." curhat Lisa padaku dan aku pun juga gak ngerti dengan apa yang Lisa katakan padaku, tapi intinya aku tau bahwa Dimas mutusin Lisa.
**************************
Hari ini benar-benar mengacak-acak emosiku. Di sekolah ada tragedi kantin, terus tragedi patah hatinya Lisa. Barusan Lisa pulang dari rumah, dia benar-benar terguncang dengan masalah ini. Dimas benar-benar brengsek, walaupun aku hanya mengenalnya lewat cerita Lisa, tapi saat melihat Lisa sahabatku jadi sedih, aku jadi membenci Dimas yang tak kukenal.Tapi, apakah cowok yang suka ngirim kata-kata indah itu juga kayak Dimas yah. Aku jadi penasaran nih, siapa seh yang suka nulis kata-kata indah seperti itu??
**************************
"Non, non Monita.......bangun non, udah pagi......non........" Seperti suara Bik Inah tuh, jam berapa seh. Tumben banget bik Inah sepagi ini bangunin aku.
"Hemmm......ada apa seh bik, emang masih jam berapa seh sekarang?" tanyaku antara sadar dan tidak, abiznya aku masih ngantuk banget.
"Non ini gimana.......kok malah tanya ada apa. Non Monita gak sekolah, udah jam o6.30 loh non."
"HAH.......apa bik....? jam tujuh?" dengan sigap dan terburu-buru aku bangun terus ngacir ke kamar mandi. Dengan gaya ekspres aku bersiap-siap berangkat ke sekolah. Benar-benar sial pagi ini, hanya karena semalam aku terlalu memikirkan si Mr. anonymus itu, aku sampe kesiangan bangunnya.
Untung aja jarak rumah ke sekolah gak begitu jauh. Sampe di kelas, aku melihat bangku sebelahku kosong. Mungkin, Lisa gak masuk hari ini. Hufz....... ^_^
Baru saja aku meletakkan tas, bel tanda masuk udah berbunyi. Waktunya pelajaran matematika nih. Saat memasukkan tas ke kolong meja, aku merasakan lagi kertas itu. Kertas yang setiap harinya kutemukan di kolong mejaku.
Dengan penasaran, aku mulai membacanya.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga,
karena bunga mati kala musim berganti.
Cintailah mereka seperti sungai,
sebab sungai mengalir selamanya.
by : anonymus
Wow.....indah banget seh kata-katanya. Makin penasaran nih siapa yang nulis kata-kata ini. Kusapu ruang kelasku dari pojok belakang kanan sampe pojok depan kiri dengan mataku. Tak terkecuali, Leksi anak belagu itu. Kulirik dia yang duduk di sebelahku, agak lama kuamati dia. Leksi, sebenarnya cakep tapi gayanya itu loh amit-amit deh.
"Non, non Monita.......bangun non, udah pagi......non........" Seperti suara Bik Inah tuh, jam berapa seh. Tumben banget bik Inah sepagi ini bangunin aku.
"Hemmm......ada apa seh bik, emang masih jam berapa seh sekarang?" tanyaku antara sadar dan tidak, abiznya aku masih ngantuk banget.
"Non ini gimana.......kok malah tanya ada apa. Non Monita gak sekolah, udah jam o6.30 loh non."
"HAH.......apa bik....? jam tujuh?" dengan sigap dan terburu-buru aku bangun terus ngacir ke kamar mandi. Dengan gaya ekspres aku bersiap-siap berangkat ke sekolah. Benar-benar sial pagi ini, hanya karena semalam aku terlalu memikirkan si Mr. anonymus itu, aku sampe kesiangan bangunnya.
Untung aja jarak rumah ke sekolah gak begitu jauh. Sampe di kelas, aku melihat bangku sebelahku kosong. Mungkin, Lisa gak masuk hari ini. Hufz....... ^_^
Baru saja aku meletakkan tas, bel tanda masuk udah berbunyi. Waktunya pelajaran matematika nih. Saat memasukkan tas ke kolong meja, aku merasakan lagi kertas itu. Kertas yang setiap harinya kutemukan di kolong mejaku.
Dengan penasaran, aku mulai membacanya.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga,
karena bunga mati kala musim berganti.
Cintailah mereka seperti sungai,
sebab sungai mengalir selamanya.
by : anonymus
Wow.....indah banget seh kata-katanya. Makin penasaran nih siapa yang nulis kata-kata ini. Kusapu ruang kelasku dari pojok belakang kanan sampe pojok depan kiri dengan mataku. Tak terkecuali, Leksi anak belagu itu. Kulirik dia yang duduk di sebelahku, agak lama kuamati dia. Leksi, sebenarnya cakep tapi gayanya itu loh amit-amit deh.
********************
Hari yang membosankan, di kelas yang membosankan, di kantin yang membosankan. Tanpa Lisa, semuanya jadi gak asyik deh. Mau gimana lagi, di sekolah temanku satu-satunya cuma Lisa, gak ada yang lain. Bukannya gak ada yang mau berteman ma aku. Aku kan udah bilang, walaupun aku pinter tapi aku gak cupu, malah sebenarnya banyak banget yang pengin jadi temenku. Tapi aku gak bisa percaya ma yang lain kecuali Lisa. Narsis banget yah aku, tapi emang itulah kenyataannya.
'Bersama bintang-nya Drive' berbunyi nyaring dari HP-ku.
Mon,skul hri nie....
sowry aq g'msuk....
abzx mtaq bgkak bgt
paz aq bgun td....aq mLu.he5 ^_^
Dasar Lisa, punya malu juga dia. Pasti abiz nangis di rumahku, dia lenjutin episode 2 nya di kamarnya.
Iy dech....gpp kok Liz...
Ywdah take care az yowh....
jgn smpe bsk aq nemuin mta loe
sgde bola bsket.
Sebelum kutekan tombol send, sempat terbayang dalam pikiranku, bagaimana ya kalo' seandainya matanya Lisa benar-benar segede bola basket. Hehehehehehe.........
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap.....
Duuh....ada apa sech Lisa ini.......
"Iya, halo. Ada apa sech??"
"Monita......kamu kok jahat banget seh, masak mendoakan mataku segede bola basket. Iih....kamu seneng kalo' sahabat kamu sedih yah...." cerocos Lisa di seberang sana.
"Wues.....sabar neng, aku gak mendoakan kok. Kamunya aja, lagian siapa juga yang seneng kalo' sahabatku satu-satunya yang cerewet ini sedih."
"Whoi, siapa yang cerewet." Astaganaga, suara cemprengnya Lisa benar-benar membuatku kena penyakit THT mendadak nih.
"Yaelah non, sabar napa. Udah deh......kamu cepet sembuh deh. Pokonya aku gak mau tau, besok kamu harus masuk. Gak seru nih di sekolah."
"Waduh-waduh.....yang mulai kangen nih. Hehehehehehe, siip deh......besok aku bakalan masuk kok. Eh tapi kan ada si Leksi tuh, kamu coba deh berteman ma dia."
"Yach....kamu mau bunuh aku apa.....!!! Berteman ma dia......? Amit-amit deh. Udah ah, gak usah jadiin dia topik pembicaraan deh....." sungutku padanya. Lagian apa bagusnya seh ngomongin cowok brengsek, belagu, norak, angkuh, sombong itu. Dasar si Lisa membuat mood orang jadi jelek aja.
"Iya deh iya, yaudah ya mon. Pulsa sekarat nih. Eh, nanti malam sms ke aku yah, bilangin kalo-kalo ada tugas. Oce."
KLIK.....
Wues....dasar muke gile itu si Lisa, orang masih ambil napas buat ngomong ok deh, tapi malah keburu dimatiin. Emang tuh anak gak ada sopan-sopannya sama sekali, lagian pake ngomongin tentang tugas segala. Emang dia mau ngerjain apa kalo ada tugas, selama ini kan dia selalu menjiplak semua tugasku ke tugasnya.
Kuseruput orange juiceku yang tinggal setengah nyawa itu. Kubereskan semua barang-barangku di meja kantin. Gaya banget kayak barangnya banyak aja, yang ada loh sebenarnya cuma HP, buku 1 biji, headset ma bolpoin. Tapi ya walaupun begitu harus dibereskan. Begitu-begitu juga berharga loh barangnya buat aku apalagi HPnya. Ya-iyalah masak ya-iya dong.......duren aja dibelah masak dibedong.......hehehehehehehe ^_^.
Hari yang membosankan, di kelas yang membosankan, di kantin yang membosankan. Tanpa Lisa, semuanya jadi gak asyik deh. Mau gimana lagi, di sekolah temanku satu-satunya cuma Lisa, gak ada yang lain. Bukannya gak ada yang mau berteman ma aku. Aku kan udah bilang, walaupun aku pinter tapi aku gak cupu, malah sebenarnya banyak banget yang pengin jadi temenku. Tapi aku gak bisa percaya ma yang lain kecuali Lisa. Narsis banget yah aku, tapi emang itulah kenyataannya.
'Bersama bintang-nya Drive' berbunyi nyaring dari HP-ku.
Mon,skul hri nie....
sowry aq g'msuk....
abzx mtaq bgkak bgt
paz aq bgun td....aq mLu.he5 ^_^
Dasar Lisa, punya malu juga dia. Pasti abiz nangis di rumahku, dia lenjutin episode 2 nya di kamarnya.
Iy dech....gpp kok Liz...
Ywdah take care az yowh....
jgn smpe bsk aq nemuin mta loe
sgde bola bsket.
Sebelum kutekan tombol send, sempat terbayang dalam pikiranku, bagaimana ya kalo' seandainya matanya Lisa benar-benar segede bola basket. Hehehehehehe.........
Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap.....
Duuh....ada apa sech Lisa ini.......
"Iya, halo. Ada apa sech??"
"Monita......kamu kok jahat banget seh, masak mendoakan mataku segede bola basket. Iih....kamu seneng kalo' sahabat kamu sedih yah...." cerocos Lisa di seberang sana.
"Wues.....sabar neng, aku gak mendoakan kok. Kamunya aja, lagian siapa juga yang seneng kalo' sahabatku satu-satunya yang cerewet ini sedih."
"Whoi, siapa yang cerewet." Astaganaga, suara cemprengnya Lisa benar-benar membuatku kena penyakit THT mendadak nih.
"Yaelah non, sabar napa. Udah deh......kamu cepet sembuh deh. Pokonya aku gak mau tau, besok kamu harus masuk. Gak seru nih di sekolah."
"Waduh-waduh.....yang mulai kangen nih. Hehehehehehe, siip deh......besok aku bakalan masuk kok. Eh tapi kan ada si Leksi tuh, kamu coba deh berteman ma dia."
"Yach....kamu mau bunuh aku apa.....!!! Berteman ma dia......? Amit-amit deh. Udah ah, gak usah jadiin dia topik pembicaraan deh....." sungutku padanya. Lagian apa bagusnya seh ngomongin cowok brengsek, belagu, norak, angkuh, sombong itu. Dasar si Lisa membuat mood orang jadi jelek aja.
"Iya deh iya, yaudah ya mon. Pulsa sekarat nih. Eh, nanti malam sms ke aku yah, bilangin kalo-kalo ada tugas. Oce."
KLIK.....
Wues....dasar muke gile itu si Lisa, orang masih ambil napas buat ngomong ok deh, tapi malah keburu dimatiin. Emang tuh anak gak ada sopan-sopannya sama sekali, lagian pake ngomongin tentang tugas segala. Emang dia mau ngerjain apa kalo ada tugas, selama ini kan dia selalu menjiplak semua tugasku ke tugasnya.
Kuseruput orange juiceku yang tinggal setengah nyawa itu. Kubereskan semua barang-barangku di meja kantin. Gaya banget kayak barangnya banyak aja, yang ada loh sebenarnya cuma HP, buku 1 biji, headset ma bolpoin. Tapi ya walaupun begitu harus dibereskan. Begitu-begitu juga berharga loh barangnya buat aku apalagi HPnya. Ya-iyalah masak ya-iya dong.......duren aja dibelah masak dibedong.......hehehehehehehe ^_^.
***********************
Pulang sekolah aku mampir ke rumah Lisa sebentar untuk melihat keadaannya. Tak lupa juga aku membawa 2 es krim Conello sweet heart, siapa tahu setelah menikmati es krim ini Lisa jadi semangat lagi untuk hidup, hehehe........sepertinya aku terlalu berlebihan yah, Lisa kan cuma habis putus ma pacarnya. Eh tapi gak salah juga loh, putus sama pacar juga bisa berakibat serius loh. Buktinya ada kan cerita seorang cewek yang bunuh diri gara-gara seorang cowok sampe-sampe dia membuat lagu yang fenomenal banget. Loh kok malah ngebahas hal gak penting gini seh. Balik lagi deh ke Lisa, kira-kira bola matanya sekarang udah segede apa yah?! ^_^
Ting....tong.....
"Iya, tunggu bentar......siapa ya?" kudengar suara Lisa dan pintu telah dibukanya.
"Hay....." kusapa Lisa dan benar matanya bengkak tak karuan.
"Oh kamu mon, masuk gih. Ngapain kesini mon, awas kalo' kesini gak bawa apa-apa ya." cerocos Lisa sambil berjalan ke kamarnya.
"Tenang aja bos, aku kesini tidak dengan tangan kosong kok. Ada 2 es krim conello nih." jawabku sambil mengikuti Lisa masuk ke kamarnya.
"Wow....kamu emang sahabat tebaik deh, ini es krimnya buat aku semua yah?"
"Yee....bagi rata dong, emang kamu doang yang doyan makan es krim. Aku juga mau lah...."
"Huuu....gak ikhlas loe, dimana-mana ya mon kalo orang jenguk tuh oleh-olehnya selalu dikasihkan semua. Gak kayak kamu ikut makan juga."
"Yee....emang kamu sakit apa pake dijenguk. Orang kamu loh gak sakit, terus kalo emang aku gak ikhlas mau apa kamu?!" sewotku padanya.
"Aku mau........ngejodohin kamu ma Leksi........bwahahahahahahaha......."
"Dasar loe, muke gile........" kutimpuk Lisa dengan guling. Dasar Lisa enak banget bilang aku ma Leksi, emang gak ada cowok lain apa. Lisa yang gak sempat menghindar, akhirnya jatuh terguling di kasur. Tak terima dengan kelakuanku, Lisa membalasku dengan menimpuk pake bantal. Akhirnya kita saling timpuk-timpukan dan memberantakkan kamar Lisa.
Setelah capek bercanda, kami memakan es krim sambil nonton DVD Tom n' Jerry. Inilah gaya kami kalo salah satu dari kami sedih, kami gak akan pernah mengungkit-ungkit masalah yang telah terjadi. Sebisa mungkin kami harus tersenyum dan melupakan semua yang udah terjadi.
Tak terasa, waktu udah menjelang malam. Aku pamit pulang, lagian Mama-Papanya Lisa juga udah datang. Walaupun Mama-Papanya Lisa juga kerja, tapi mereka selalu ingat kalo punya anak di rumah. Beda sama Mama-Papaku yang selalu mengutamakan bisnis dan proyeknya. Kadang aku iri sama Lisa. Dia selalu bahagia ditengah-tengah keluarganya, sedangkan aku.....?? Aku hanya bisa bahagia bersama Lisa, tanpa pernah merasa bahagia bersama Mama-Papa.
"Aku pulang!!!" kulangkahkan kakiku masuk ke rumah.
"Udah pulang Mon, kok malam?" Deg, aku kenal suara ini. Suara yang familiar di dalam rumahku, suara Mama.
"Mama! kok mama disini?" tanyaku seperti orang oon, ya jelaslah mamaku disini. Ini kan rumahnya.
"Loh kamu gak seneng sayang lihat Mama pulang?" tanya Mama dengan memasang raut muka sedih.
"Bukannya gitu ma, yang aku maksudkan kenapa kok Mama gak bilang dulu kalo mau pulang?" kataku lagi meralat ucapanku yang terlanjur terucap tadi, gak tega aku melihat Mamaku dengan raut muka sedih.
"Iya sayang, Mama pengin kasih kejutan ke kamu. Tapi sayangnya kamu sepertinya gak senang sengan kejutan ini."
"Oh....enggak kok ma, aku senang kok. Aku cuman kaget aja, ya bisa dibilang terkejut. Hehehe.....terus Papa mana?" tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan, jujur aja aku benar-benar terkejut banget dengan kedatangan Mama-Papa yang tanpa pemberitahuan ini.
"Oh...Papa udah nungguin di meja makan kok, sekarang kamu cepat-cepat mandi ya ganti baju terus kita makan bareng." kata Mama lagi yang seperti memerintah itu. Enak banget ya, datang-datang langsung main perintah gitu aja.
Aku yang dengan ogah, pergi melangkah ke kamar. Sambil bermalas-malasan aku mandi dan ganti baju. Sempat juga terbersit pikiran kenapa Mama sama Papa pulang mendadak seperti ini? Kalo toh emang Mama-Papa benar-benar pulang, aku juga senang karena akhirnya aku punya keluarga yang utuh.
"Kamu kenapa pulang malam Mon?" Ini kata pembukaan Papa saat berada di meja makan.
"Iya Pa, tadi mampir ke rumah Lisa, terus keasyikan sampe gak tau kalo udah malam." jawabku sambil makan, pengin sekali aku menceritakan semua yang telah terjadi pada Lisa. Tapi akhirnya kuurungkan niatku setelah melihat Papa yang sepertinya gak merespon jawabanku barusan.
Papa telah berubah dan sepertinya aku tak mengenalnya lagi.
"Loh emangnya kurang puas bermain sama Lisa di sekolah?" tanya Mama yang seperti basa-basi itu.
"Tadi Lisa gak masuk sekolah, jadinya aku mampir ke rumah buat ngelihat keadaannya."
"Loh emang Lisa kenapa? Dia sakit? Kok kamu gak bilang sayang?" tanya Mama lagi. Aku gak suka dengan kata-kata kok kamu gak bilang sayang. Gimana bisa bilang, Mama-Papa gak pernah tanya. Lagian apa menurut mereka, hal sepele seperti ini dianggap penting. Yang ada di pikiran mereka kan cuma bisnis dan proyek. Itu saja, gak lebih dan gak kurang.
"Sayang, kamu dengar kan apa yang Mama omongin? Kalo makan jangan ngelamun donk?"
"Ah....enggak kok Ma, Lisa gak sakit. Dia gak masuk soalnya kemarin baru putus sama pacarnya." jawabku dengan berusaha bersikap tenang.
"Ough......" HAH!!! hanya itu responnya Mama. Dengan santainya dia hanya bilang oh terhadap cerita anaknya. Seenggak-enggaknya dia nasehati akulah atau kasih masukanlah. Aku benar-benar gak ngerti dengan jalan pikiran Mama. Dan apa respon Papa, dia hanya berdehem terus melanjutkan makan lagi. Huh....keluarga macam apa ini. Aku kira Mama akan berkata seperti ini, "Ya begitulah sayang, anak remaja harus belajar untuk menjalani hidup ini mulai dari hal-hal seperti itu." Tapi yach, itu hanya angan-angan karena sekarang, Papa selesai makan terus pergi tanpa berkata apa-apa. Benar-benar deh, keluarga gak benar ini?!
"Sayang, abis makan kamu langsung ke kamar ya, kerjakan tugas kamu. Jangan sampai Mama lihat di raport kamu nilainya ada yang merah. Ok, Mama mau tidur dulu ya. Luv you honey, muach...." Setelah mengecup keningku, Mama melangkahkan kakinya pergi ke kamar. Apa yang barusan terjadi ya? Aku gak ngerti, semuanya seperti panggung sandiwara aja. Dan aku hanya terbengong-bengong di tengah panggung setelah melihat tokoh-tokohnya yang gak benar.
Apa artinya semua ini, makan malam bersama keluarga. Mendingan makan sama bibik seperti biasanya lebih seru, bisa cerita ngalor-ngidul sampe-sampe aku gak merasa kalo udah nambah 2 piring - nasinya bukan piringnya. Tapi sekatang boro-boro nambah, nasi yang di piringku sekarang aja gak habis.
Akhirnya, aku gak nafsu lagi untuk makan. Akupun beranjak dari kursi meja makan. Kulangkahkan kakiku menuju kamar dan kuhempaskan tubuhku di kasur.
bersambung
Pulang sekolah aku mampir ke rumah Lisa sebentar untuk melihat keadaannya. Tak lupa juga aku membawa 2 es krim Conello sweet heart, siapa tahu setelah menikmati es krim ini Lisa jadi semangat lagi untuk hidup, hehehe........sepertinya aku terlalu berlebihan yah, Lisa kan cuma habis putus ma pacarnya. Eh tapi gak salah juga loh, putus sama pacar juga bisa berakibat serius loh. Buktinya ada kan cerita seorang cewek yang bunuh diri gara-gara seorang cowok sampe-sampe dia membuat lagu yang fenomenal banget. Loh kok malah ngebahas hal gak penting gini seh. Balik lagi deh ke Lisa, kira-kira bola matanya sekarang udah segede apa yah?! ^_^
Ting....tong.....
"Iya, tunggu bentar......siapa ya?" kudengar suara Lisa dan pintu telah dibukanya.
"Hay....." kusapa Lisa dan benar matanya bengkak tak karuan.
"Oh kamu mon, masuk gih. Ngapain kesini mon, awas kalo' kesini gak bawa apa-apa ya." cerocos Lisa sambil berjalan ke kamarnya.
"Tenang aja bos, aku kesini tidak dengan tangan kosong kok. Ada 2 es krim conello nih." jawabku sambil mengikuti Lisa masuk ke kamarnya.
"Wow....kamu emang sahabat tebaik deh, ini es krimnya buat aku semua yah?"
"Yee....bagi rata dong, emang kamu doang yang doyan makan es krim. Aku juga mau lah...."
"Huuu....gak ikhlas loe, dimana-mana ya mon kalo orang jenguk tuh oleh-olehnya selalu dikasihkan semua. Gak kayak kamu ikut makan juga."
"Yee....emang kamu sakit apa pake dijenguk. Orang kamu loh gak sakit, terus kalo emang aku gak ikhlas mau apa kamu?!" sewotku padanya.
"Aku mau........ngejodohin kamu ma Leksi........bwahahahahahahaha......."
"Dasar loe, muke gile........" kutimpuk Lisa dengan guling. Dasar Lisa enak banget bilang aku ma Leksi, emang gak ada cowok lain apa. Lisa yang gak sempat menghindar, akhirnya jatuh terguling di kasur. Tak terima dengan kelakuanku, Lisa membalasku dengan menimpuk pake bantal. Akhirnya kita saling timpuk-timpukan dan memberantakkan kamar Lisa.
Setelah capek bercanda, kami memakan es krim sambil nonton DVD Tom n' Jerry. Inilah gaya kami kalo salah satu dari kami sedih, kami gak akan pernah mengungkit-ungkit masalah yang telah terjadi. Sebisa mungkin kami harus tersenyum dan melupakan semua yang udah terjadi.
Tak terasa, waktu udah menjelang malam. Aku pamit pulang, lagian Mama-Papanya Lisa juga udah datang. Walaupun Mama-Papanya Lisa juga kerja, tapi mereka selalu ingat kalo punya anak di rumah. Beda sama Mama-Papaku yang selalu mengutamakan bisnis dan proyeknya. Kadang aku iri sama Lisa. Dia selalu bahagia ditengah-tengah keluarganya, sedangkan aku.....?? Aku hanya bisa bahagia bersama Lisa, tanpa pernah merasa bahagia bersama Mama-Papa.
"Aku pulang!!!" kulangkahkan kakiku masuk ke rumah.
"Udah pulang Mon, kok malam?" Deg, aku kenal suara ini. Suara yang familiar di dalam rumahku, suara Mama.
"Mama! kok mama disini?" tanyaku seperti orang oon, ya jelaslah mamaku disini. Ini kan rumahnya.
"Loh kamu gak seneng sayang lihat Mama pulang?" tanya Mama dengan memasang raut muka sedih.
"Bukannya gitu ma, yang aku maksudkan kenapa kok Mama gak bilang dulu kalo mau pulang?" kataku lagi meralat ucapanku yang terlanjur terucap tadi, gak tega aku melihat Mamaku dengan raut muka sedih.
"Iya sayang, Mama pengin kasih kejutan ke kamu. Tapi sayangnya kamu sepertinya gak senang sengan kejutan ini."
"Oh....enggak kok ma, aku senang kok. Aku cuman kaget aja, ya bisa dibilang terkejut. Hehehe.....terus Papa mana?" tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan, jujur aja aku benar-benar terkejut banget dengan kedatangan Mama-Papa yang tanpa pemberitahuan ini.
"Oh...Papa udah nungguin di meja makan kok, sekarang kamu cepat-cepat mandi ya ganti baju terus kita makan bareng." kata Mama lagi yang seperti memerintah itu. Enak banget ya, datang-datang langsung main perintah gitu aja.
Aku yang dengan ogah, pergi melangkah ke kamar. Sambil bermalas-malasan aku mandi dan ganti baju. Sempat juga terbersit pikiran kenapa Mama sama Papa pulang mendadak seperti ini? Kalo toh emang Mama-Papa benar-benar pulang, aku juga senang karena akhirnya aku punya keluarga yang utuh.
"Kamu kenapa pulang malam Mon?" Ini kata pembukaan Papa saat berada di meja makan.
"Iya Pa, tadi mampir ke rumah Lisa, terus keasyikan sampe gak tau kalo udah malam." jawabku sambil makan, pengin sekali aku menceritakan semua yang telah terjadi pada Lisa. Tapi akhirnya kuurungkan niatku setelah melihat Papa yang sepertinya gak merespon jawabanku barusan.
Papa telah berubah dan sepertinya aku tak mengenalnya lagi.
"Loh emangnya kurang puas bermain sama Lisa di sekolah?" tanya Mama yang seperti basa-basi itu.
"Tadi Lisa gak masuk sekolah, jadinya aku mampir ke rumah buat ngelihat keadaannya."
"Loh emang Lisa kenapa? Dia sakit? Kok kamu gak bilang sayang?" tanya Mama lagi. Aku gak suka dengan kata-kata kok kamu gak bilang sayang. Gimana bisa bilang, Mama-Papa gak pernah tanya. Lagian apa menurut mereka, hal sepele seperti ini dianggap penting. Yang ada di pikiran mereka kan cuma bisnis dan proyek. Itu saja, gak lebih dan gak kurang.
"Sayang, kamu dengar kan apa yang Mama omongin? Kalo makan jangan ngelamun donk?"
"Ah....enggak kok Ma, Lisa gak sakit. Dia gak masuk soalnya kemarin baru putus sama pacarnya." jawabku dengan berusaha bersikap tenang.
"Ough......" HAH!!! hanya itu responnya Mama. Dengan santainya dia hanya bilang oh terhadap cerita anaknya. Seenggak-enggaknya dia nasehati akulah atau kasih masukanlah. Aku benar-benar gak ngerti dengan jalan pikiran Mama. Dan apa respon Papa, dia hanya berdehem terus melanjutkan makan lagi. Huh....keluarga macam apa ini. Aku kira Mama akan berkata seperti ini, "Ya begitulah sayang, anak remaja harus belajar untuk menjalani hidup ini mulai dari hal-hal seperti itu." Tapi yach, itu hanya angan-angan karena sekarang, Papa selesai makan terus pergi tanpa berkata apa-apa. Benar-benar deh, keluarga gak benar ini?!
"Sayang, abis makan kamu langsung ke kamar ya, kerjakan tugas kamu. Jangan sampai Mama lihat di raport kamu nilainya ada yang merah. Ok, Mama mau tidur dulu ya. Luv you honey, muach...." Setelah mengecup keningku, Mama melangkahkan kakinya pergi ke kamar. Apa yang barusan terjadi ya? Aku gak ngerti, semuanya seperti panggung sandiwara aja. Dan aku hanya terbengong-bengong di tengah panggung setelah melihat tokoh-tokohnya yang gak benar.
Apa artinya semua ini, makan malam bersama keluarga. Mendingan makan sama bibik seperti biasanya lebih seru, bisa cerita ngalor-ngidul sampe-sampe aku gak merasa kalo udah nambah 2 piring - nasinya bukan piringnya. Tapi sekatang boro-boro nambah, nasi yang di piringku sekarang aja gak habis.
Akhirnya, aku gak nafsu lagi untuk makan. Akupun beranjak dari kursi meja makan. Kulangkahkan kakiku menuju kamar dan kuhempaskan tubuhku di kasur.
bersambung
Nah....loh.....
ReplyDelete"Cinta"Betapa mudahnya diucapkan ,betapa besar tanggung jawabnya dan betapa sucinya maknanya. "Cinta" Adalah kata yg memiliki ribuan entri ,dan arti yang tidak mampu dibahasakan dan makna yang tak ada akhir batasnya.
ReplyDeleteIa adalah misteri yang belum mampu dipecahkan umat hingga kini . Tanpa cinta tidak akan bersinar matahari untuk bumi ,tidak akan hujan membasahi bumi,tidak ada tumbuhan yang tumbuh dibumi,tidak akan tertawa bumi pada bunga -bunga yang mekar,tidak akan sayang kijang jantan pada kijang betina ,tidak akan datang malam yang meheningkan mahkluk bumi hingga tertidur nyenyak dan tidak akan ada kehidupan. Cinta seperti mata air ,mengalir mebasahi bumi dan memberi kesegaran bagi orang -orang yang haus .Ia seperti selimut yang menyelimuti anak-anak manusia dari kesedihan .Dan ikatan mempersatukan antara anak-anak Adam dan yang membuat mereka hidup bahagia.
ReplyDeleteCinta memang memilki gambaran yang bermacam-macam dalam diri setiap individu .Mereka menginterpretasinya berdasarkan daya perasaan ,tingkat pengalaman ,pengetahuan dan keilmuannya. Tetapi ,cinta sejati tidak diketahui hakekatnya kecuali setelah dirasakan ,karena ia merupakan pengalaman terhebat dan terindah yang dirasakan setiap insan. Namun ,sudahkan anda menemukan "cinta sejati " dan kebahagiaan hakiki dalam hidup ini ?Bisa jadi anda telah menemukannya ,namun anda tidak menyadarinya sehingga iapun hilang dan sirna begitu saja.
ReplyDelete