15 Feb 2013

Sekelumit Cerita

8

Kita tidak akan pernah tahu apa yang ada didepan sana kalau tidak pernah mencoba untuk mendekati.

Ini hanya sekelumit cerita yang terangkum secara paksa sebelum waktu yang dinanti tiba. Sekelumit cerita dari sekian banyak tragedi yang terjadi, sekelumit cerita yang mampu terucap dari sebuah mulut yang lelah untuk terus bercerita.



Setelah akhirnya aku melihat kalian berdua menjejakkan kaki di tangga yang kalian inginkan tersebut, aku merasa akan ada sesuatu yang berubah, akan ada kebiasaan yang harus terubah, dan tentunya akan tercipta suasana yang baru, entahlah aku tidak bisa memprediksi suasana nyaman atau tidak nyaman kah yang nantinya akan tercipta. Aku pun juga tidak ingin memastikan.

Aku tahu, kamu tidak akan menjadi seperti dulu. Aku tahu, perasaanmu akan menjadi bercabang dan mungkin akan lebih condong ke dia. Untuk itulah aku selalu menegaskan diriku sendiri untuk mulai berubah saat ini dan selamanya, untuk tidak lagi berpangku tangan padamu, untuk tidak lagi bermanja-manja padamu dan terlebih aku harus berusaha untuk menerima kenyataan yang ada.

Ach, aku hanya merasa cemburu. Entahlah, aku selalu tak bisa menerima kenyataan bahwa kamu sudah memiliki dia, dia yang selalu menemanimu, dia yang selalu ada dalam hari-harimu. Aku memang cemburu, dan kecemburuan ini membuatku menjadi tak tahu diri, aku masih terus-terusan menggapai asa, berharap semoga kamu masih ada ditempat yang dulu, berharap kamu masih mau menemaniku seperti dulu. Tapi asa tetaplah asa, kamu tak pernah kembali dan semakin jauh menaiki tangga itu meninggalkan aku sendiri di pelataran rumput yang semakin gersang.

Aku semakin terpuruk dalam labirin pemikiranku, bahwa pernikahan hanyalah wujud ganda dari masalah-masalah yang ada. Aku semakin terperosok jauh kedalam logikaku, dan semakin terperosok ketika kulihat dia yang terguncang dan meminta pertolongan agar aku mau mengangkatnya dari permasalahan pernikahan yang menjeratnya, dia menyesal dan aku semakin yakin bahwa pernikahan hanyalah sebuah alasan untuk menghalalkan perzinahan.

Tapi kamu tetap bersikukuh, dan terus meninggalkanku. Pada fase ini, saat ini, aku sedikit demi sedikit mulai menerima kenyataan bahwa kamu sudah berada di tangga yang kamu inginkan, bahwa kamu tidak akan lagi menemaniku, bahwa aku harus mulai menerima dia dalam kehidupanku.

Sebentar lagi, dan keluarga kita akan bertambah personilnya. Sebentar lagi, dan aku akan melihat senyum bahagiamu. Sebentar lagi, dan mungkin aku akan mulai mendengar cerita kasak-kusuk tentang kamu dan dia. Sebentar lagi, dan mungkin aku akan mulai melihat penampilanmu yang semakin menua karena rasa letih membanting tulang demi dia. Sebentar lagi, dan mungkin aku akan mulai mendengar nyanyian balita turut meramaikan suasana rumah ini. Sebentar lagi, kamu akan mulai merasakan pahit-manis yang sebenar-benarnya dalam kehidupan ini.

PS : Postingan ini didedikasikan khusus untuk Kakakku yang sebentar lagi akan membuka Gerbang Hidup yang baru. H-5 dari hari ini, dan aku masih tetap akan menganggapmu sebagai Kakak terseksi di dunia ini.

8 comments:

  1. Wah, temane abot2 ki fit hehehe...

    Semoga semua diberi ke iklasan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, abot tekan endine. yo nek abot digotong rame-rame ae.

      Delete
  2. selamat menempuh hidup baru kakak vie_three!
    selamat makan makan dan selamat selamat selamatnyaa *halah

    ReplyDelete
  3. Wew kata2nya buat sendu hatiku.

    ReplyDelete
  4. Kelak Vie_three juga akan menyusul langkah kakakmu. So, bersemangatlah selalu :)

    ReplyDelete
  5. Sudahlah, nantinya kamu pasti akan bahagia juga Vit, cemburu sih, merasa terabaikan *sangat* But, a sister is still a sister. It won't change. Believe it.

    ReplyDelete
  6. aku udah koment iniiiii! aku mau postingan baruu aku mau postingan baruu!!
    *dilempar kapak naga geni*

    ReplyDelete

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com