Sejenak terlihat bekas airmata di pipi Keisha yang belum diusap, sudah 3 kalinya di malam ini Keisha memutar CD itu. Matanya masih sulit terpejam, seperti hari-hari sebelumnya dan seperti yang sebelumnya juga Keisha akan terus memutar CD itu sampai matanya merasa capek dan ingin tidur.
Hanya CD itulah kenangan Keisha akan sekolahnya, tentang sahabatnya, dan hanya lewat CD itulah Keisha bisa melihat Yoga mengutarakan cinta untuknya.
@@@@@@
“Kei… hari ini ada rapat untuk perencanaan perpisahan loh.” Ujar Mona sang Ketua OSIS mengagetkan Keisha yang membaca buku di sudut taman SMA Harapan Bangsa.
“Yups, aku ingat.”
“Siip deh, ditunggu kedatangannya loh bu sekretaris.” Ujar Mona sambil berlalu pergi. Keisha hanya mengangkat tangannya dan melakukan aksi hormat pada Mona yang sudah berlalu. Saat melihat Mona itulah, tanpa sengaja lirikan mata Keisha mengarah ke sosok laki-laki di seberang yang tengah sibuk menulis sesuatu.
‘Baru kali ini kulihat cowok itu.’ Pikir Keisha dalam hati.
“Kei… makan yuuk, laper nih.” Kaget Dini dan Ita secara tiba-tiba.
“Ach… ngagetin ajah nih.” Ujar Keisha sambil ekor matanya melirik melihat cowok yang tadi dilihatnya beranjak pergi.
“Ehmm… kalian mau ke kantin? Okelaah, yuuk.” Digandengnya Dini dan Ita ke kantin sambil bercerita khas cerita-cerita anak SMA.
“Yoga???” Tanya Keisha pada dua sahabatnya ini ketika dia mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tentang cowok yang dia lihat tadi di taman.
“He’em.” Dengan santainya Dini menjawab sambil mengunyah bakso.
“Kamu gak kenal Yoga Kei?!” Tanya Ita sembari sibuk dengan kacanya, maklum cewek satu ini centil abis dan kemana-mana selalu bawa kaca.
“Enggak.” Jawab Keisha sambil menggelengkan kepala dengan wajah lugu.
“HAH!!! Beneran kamu gak kenal Yoga??” kali ini Dini berkata dengan suara melengking dan mata melotot seperti melihat ‘Sapi yang sedang berjalan dengan 2 kaki’. Ita yang sibuk dengan kacanya sejenak menghentikan aktifitasnya dan menatap Keisha dengan pandangan prihatin.
“Emangnya kenapa sih, emangnya si Yoga ini cowok yang WAW dan harus dikenal gitu, kok kalian sampai segitunya. Apa Yoga ini anaknya Presiden, pejabat, jenderal, menteri, atau artis yang harus setiap orang mengenalnya?? Lebay deh kalian.” Ujar Keisha kemudian.
“Bukannya gitu Kei, kamu beneran gak kenal?” Keisha hanya mengangguk tanda bahwa dia tidak mengenal si ‘Yoga-Yoga’ ini.
“Kebangetan kamu Kei, Yoga itu kan teman sekelas kita.” Ujar Dini yang dengan suksesnya membuat Keisha terperangah tak percaya.
@@@@@@
“Emang Yoga jarang masuk Kei, kata orangtuanya sih dari kecil Yoga sering sakit-sakitan, gak bisa capek sedikit. Makanya olahraga pun dia gak bisa ikut.” Terang Dini saat di kantin tadi.
Pikiran Keisha kini dipenuhi dengan fakta-fakta bahwa cowok yang dilihatnya di taman tadi namanya Yoga dan Yoga itu ternyata adalah teman sekelasnya, karena Yoga sakit-sakitan makanya dia jarang masuk.
‘Pantesan ajah aku gak mengenalnya.’ Ucap Keisha dalam hati.
‘Tapi Yoga ternyata cowok yang lemah, gak bisa capek sedikit.’ Ujar Keisha lagi dalam hatinya, pikirannya kini menerawang jauh memikirkan tentang Yoga dan fakta-fakta yang diberitahukan Dini dan Ita padanya.
“Kei… udah dicatat kan hasil rapat kali ini?” Tanya Mona mengagetkan Keisha, seketika semua pikiran-pikiran tentang Yoga menguap.
“Ah… oh…. Ehm, udah-udah.” Jawab Keisha gugup karena sebenarnya daritadi dia tak menghiraukan rapat kali ini.
“Okeh, berarti udah clear kan teman-teman. Khusus tahun ini kita akan buat sebuah film dokumenter tentang sekolah kita khususnya kelas tiga. Dan Ketuanya adalah Keisha.” Ujar Mona lantang sambil menoleh kea rah Keisha yang terbengong-bengong menatap Mona menyebut namanya sebagai Ketua.
“HAH?! Aku Mon?? Kok aku sih kan masih banyak yang…”
“Tadi katanya kamu sanggup?!” potong Mona yang seketika langsung membuat mata Keisha terbelalak sebesar telur mata sapi.
‘Kapan aku menyanggupinya Mon?’ ingin rasanya Keisha bertanya seperti itu, tapi dia tak sanggup dan hanya bisa berkata, “Tapi kan masih ada teman-teman yang lebih pantas jadi Ketua ini.”
“Kei, yang cocok tuh cuma kamu. Diantara kami, cuma kamu yang bersemangat di sekolah ini. Lagipula, anak-anak juga sibuk sama kegiatan-kegiatan ekskul yang juga bakal ngadain perpisahan dan pergantian jabatan.” Terang Mona sabar.
“Tapi bukan karena cuma aku yang gak ikut kegiatan ekskul terus aku dipilih kan?!”
“Bukan Kei” jawab Mona sambil tetap sabar dan tersenyum. Mendengar jawaban Mona dan melihat senyum tulus Mona, mau gak mau Keisha harus menerima tugas sebagai Ketua dalam membuat film dokumenter ini.
@@@@@@
“Bagaimana Kei? Udah dapat ide untuk film dokumenter kita?” Tanya Mona dalam perjalanan pulang menuju gerbang sekolah.
“Belum.” Mengingat film dokumenter itu Keisha langsung tak bersemangat.
“Udah 2 minggu loh Kei, ehm… gini ajah kamu kan ketuanya, nah kamu berhak tuh buat milih atau nentuin siapa-siapa yang bisa bantu kamu. Jadinya kan lebih ringan tuh.” Saran Mona kemudian.
“Benar juga tuh, iya deh nanti aku pikirin.”
“Siip deh, aku pulang dulu ya. Udah ditungguin, bubye Kei.” Ujar Mona yang langsung pergi meninggalkan Keisha yang tengah melambaikan tangan padanya. Saat itulah Keisha melihat Yoga tengah berjalan menuju taman sekolah.
“Yoga ngapain lagi ke taman, kayaknya tuh anak sering ke taman deh.” Pikir Keisha dan di detik kemudian diangkatlah kakinya melangkah menuju ke taman sekolah. Dengan bertanya-tanya Keisha melangkah ke taman mengikuti Yoga yang terlihat sedang merenung itu.
“Yoga ngapain aja sih, kok jadi penasaran gini. Samperin gak ya?” bimbang Keisha menatap Yoga yang masih duduk termangu di taman sekolah itu, namun rasa penasaran Keisha memaksa kakinya untuk melangkah menghampiri Yoga.
“Hai… Yog.” Sapa Keisha seolah-olah terkejut melihat Yoga duduk disitu.
“Oh… hai.” Balas Yoga tanpa ekspresi.
“Napain?” Tanya Keisha yang tak bisa menutupi rasa penasarannya.
“Gak ngapa-ngapain, mau pulang.” Jawab Yoga beranjak dari tempat duduknya.
“Oh…”
“Pulang dulu ya.” Ucap Yoga sembari meninggalkan Keisha yang masih penasaran.
“Ehm, Yog…” ujar Keisha yang dengan suksesnya mencegat langkah Yoga.
“Apa?” Tanya Yoga sambil berbalik.
“Emm… kamu mau bantuin aku gak?!” Tanya Keisha gugup. Yoga hanya diam menatap Keisha, Keisha yang ditatapnya itu semakin gelisah dan gugup.
“Emm… gini. Kita kan mau ngadain perpisahan, nah OSIS rencananya mau ngadain kenang-kenangan seperti film dokumenter gitu. Kebetulan yang jadi ketuanya aku, tapi… emm gimana ya. Aku masih belum ada ide, masih bingung. Jadi gini deh, aku mau minta bantuan kamu. Bisa?!” ucap Keisha tak beraturan.
‘Keisha bodoh amat sih kamu, tinggal ngomong minta bantuan aja ribetnya minta mampus.’ Caci makinya dalam hati.
“Kenapa mesti aku?” Tanya Yoga masih tetap tanpa ekspresi.
‘Mampus lo, kenapa mesti dia. Apa jawabannya coba.’ suara di hati Keisha mengolok-oloknya.
“Emm…. Kenapa ya…” pikir Keisha garuk-garuk kepala.
‘Mampus-mampus-mampus kamu Kei, bego dipelihara.’ Ucapnya dalam hati.
“Gak ada alasan kan, berarti aku gak harus ngebantuin kamu.” Ujar Yoga dan berlalu pergi.
“Emang gak harus sih, tapi ini untuk kepentingan kita semua, untuk perpisahan, untuk kenang-kenangan, untuk kebersamaan kita. Dan ini satu-satunya kesempatan terakhir kita kalau kita semua itu bangga sekolah disini.” Teriak Keisha
“Yoga, kalau kamu masih punya perasaan sama sekolah ini, besok kutunggu di rapat OSIS.” Masih tetap berteriak, Keisha mencoba memberitahu Yoga yang sudah menghilang di koridor sekolah.
@@@@@@
“Kei… kok kelihatannya lemas gitu sih, belum makan ya?” Tanya Ita yang sebangku dengannya.
“Hhhh….”
“Iiihhh…. Ditanya malah menghela napas gitu. Gak sopan lo, eh gimana? Udah dapat ide?” Tanya Ita lagi sambil membuka bukunya.
“Hhh….”
“Keisha ditanyain kok cuma menghela napas terus sih daritadi. Yaaahhhhh malah ngeliatin lagi, iihhh…. Jijay ach kamu liatin gitu. Kamu normal kan Kei?” diletakkannya tangan Ita di dahi Keisha untuk mendeteksi kewarasan Keisha.
“Hari ini rapat OSIS.” Akhirnya Keisha menjawab dengan tanpa semangat.
“Terus…”
“Belum dapat ide.”
“So?”
“Gak tau.”
“Ya kan di rapat entar bisa didiskusikan tuh.”
“Kemarin aku minta bantuan Yoga.”
“Yoga?” kaget Ita mendengar kata Yoga, Keisha yang sedang tidur-tiduran di meja langsung tegak duduknya.
“He’em” jawab Keisha sambil manggut-manggut mengiyakan.
“Terus??”
“Aku suruh datang ke rapat.”
“Dia mau?”
“Don’t know.” Jawab Keisha sok cuek dan dilanjutkannya lagi bermalas-malasan tidur di meja.
@@@@@@
“Gimana nih Kei? Udah 1 jam kita nungguin Yoga, tapi anaknya gak datang-datang?” Tanya Mona gak sabar. Sore ini anak-anak OSIS menunggu kedatangan Yoga yang telah dijamin oleh Keisha bahwa dia akan datang.
“Bentar lagi deh, aku yakin pasti dia datang.” ujar Keisha sambil melirik jam dinding dengan gelisah.
“Bentar lagi? Nungguin sampai kapan? Sampai besok?” Dido yang sudah gak sabar pun ikut bicara.
“Udahlah. Kei… Yoga mungkin gak bisa bantuin kita. Ehm, teman-teman rapat ditunda besok, sekarang kalian boleh pulang deh.” Ujar Mona akhirnya. Anak-anak OSIS pun keluar ruangan dengan tidak rela, rapat yang seharusnya telah selesai hari ini akhirnya batal dan ditunda esok harinya. Mereka keluar dengan muka kecewa.
“Kei gak pulang?” Tanya Mona sambil membereskan kertas-kertas berserakan di meja.
“Eh… iya deh.”
“Udah jangan dipikirin, kita bahas konsepnya film dokumenter itu. Yaaa…. Mungkin Yoga emang gak bisa bantu.”
“Tapi, aku yakin dia mau bantu kita. Mungkin dia lupa akan rapat OSIS ini.”
“Kamu udah bilang sama Yoga kemarin?” Tanya Mona lagi dengan senyum khasnya dan duduk di sebelah Keisha.
“Udah.”
“Dia bersedia?”
“Emm… dia belum bilang apa-apa sih, tapi Mon aku yakin dia mau kok bantuin kita.”
“Alasannya?” Keisha hanya bisa diam tertunduk ditanya seperti itu oleh Mona.
“Gak bisa jawab kan?! Kei… itu bukan yakin, tapi kamu hanya mencoba meyakinkan dirimu sendiri. Udahlah, inilah kenyataannya. Yoga gak bisa bantu kita, besok kita rapat dan membahas konsepnya.” Setelah mengatakan itu, Mona pun beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan ruang OSIS.
‘Mungkin benar kata Mona, kemarin kan Yoga bilang sendiri kalau dia gak mau bantu. Begonya diriku.’ Maki Keisha dalam hati sambil membereskan bukunya kedalam tas. Dengan pasrah Keisha bangkit dari tempat duduknya dan ketika menuju pintu ruangan OSIS muncullah sesosok manusia yang sangat diharapkan kedatangannya di rapat tadi.
“Maaf.” Ujar Yoga sambil mengatur nafasnya.
“Kamu datang.” Keisha sangat tak percaya apa yang dilihatnya sampai-sampai dia bingung apa yang harus diucapkannya.
“Ehm… tadi kebetulan dari ruang guru terus iseng kesini.” Ucap Yoga salah tingkah dan beranjak pergi dari ruangan itu.
“Rapat ditunda besok, besok kamu bisa datang. Kami menunggu kedatanganmu.” Setelah mendengar ucapan Keisha, Yoga pun pergi dari ruangan OSIS. Keisha hanya bisa tersenyum dalam perjalanan pulang ke rumah.
@@@@@@
“Kurang seminggu lagi nih kita ngerayain tahun baru.” Ujar Mona mengawali pembicaraan di rapat OSIS.
“Rekaman semua kegiatan-kegiatan pas perayaan Ulang Tahun Sekolah kemaren sudah selesai kan Yog?” Tanya Vicky wakil ketua OSIS.
“Udah, udah selesai diedit juga kok dibantu sama anak-anak mading.” Ujar Yoga sembari menyerahkan beberapa kaset rekaman.
“Okeh… ini entar biar diedit lagi terus dimasukin ke CD.” Terang Vicky kemudian.
“Eh… biasanya pas tahun baru bukannya ada kembang api tuh.” Ujar Mona dengan sikap seriusnya.
“Bener juga!” ucap Natalia mengiyakan.
“Setiap tahun emang gitu kan, ada kembang api. Emang kenapa?” Feri pun keluar suara.
“Gimana kalau kita buat sesuatu yang beda di film ini.” Ujar Mona yang membuat semua anggota OSIS diruangan itu menjadi bingung.
“Jadi gini, diakhir film ini gimana kalau kita masukin rekaman kembang api. Menurut kamu gimana Yog?” ujar Mona lagi.
“Emm… bagus juga. Udah gitu, ending dari semua film ini lebih bagusan lagi kalau kita ambil sudut-sudut dari sekolah ini, lorong-lorongnya, koridor, ruang kelas. Apalagi kalau pas sore hari, hasilnya pasti bagus.” Ucap Yoga yang kemudian disetujui oleh anggota OSIS.
“Nah keren tuh… entar biar kamu sama Keisha yang merekam ya?” ujar Mona lagi membuat Keisha terbelalak kesekian kalinya.
“Oke deh, rapat selesai. Mulai besok, selamat berlibur semuanya dan selamat Tahun Baru.” Ucap Mona mengakhiri rapat hari ini.
@@@@@@
“Teman-teman! Hari ini kita bebas selama 4 jam pelajaran.” Teriak Doni didepan kelas.
“Kenapa?” Tanya Indah
“Pak Agus gak masuk, katanya sih sakit. Sakit ambeien kali.” Uajr Doni yang membuat seisi kelas tertawa gaduh.
“Huh… ngapain enaknya sekarang ya Kei.” Keluh Ita sambil tiduran di Meja, tak dipedulikannya keluhan Ita. Saat ini, saat jam pelajaran kosong, saat ruang kelas berubah menjadi pasar, saat para penghuni kelas berlomba-lomba mengeluarkan suara, hanya Keisha yang termenung melamunkan sesuatu. Tangannya menopang dagu di meja, 2 bangku didepannya sosok Yoga juga kelihatan terdiam mencorat-coret buku.
‘Selama ini Yoga gak pernah terekam, jadi gak ada gambar Yoga sama sekali.’ Ujar Keisha dalam hati sambil tetap menatap sosok Yoga yang masih sibuk menulis sesuatu. Dihampirinya tempat duduk Yoga sambil menenteng handycam mencoba merekam aktifitas Yoga saat ini.
“Jangan rekam aku.” Ucap Yoga sambil tangannya menutupi handycam saat dia tahu Keisha tengah sibuk merekamnya.
“Kenapa??” Tanya Keisha.
“Aku gak suka direkam atau difoto.”
“Ohh…”
“Eh, bagaimana kalau kita rekam sekolah ini?” usul Yoga kemudian.
“HAH?!”
“Dasar lemot, bawa handycamnya. Jam segini ada sudut-sudut disekolah ini yang bagus buat diambil gambarnya.” Ujar Yoga yang kemudian ditariknya tangan Keisha keluar kelas.
“WOW!!! Tak kusangka cahaya matahari di sore hari membuat tamannya jadi indah.” Keisha terkagum-kagum melihat pantulan sinar matahari.
“Dari aula ini, tamannya terlihat seperti sebuah lukisan kan dengan background sinar matahari senja.” Jelas Yoga, namun Keisha terlalu mengagumi keindahan sore ini hingga dia tak terlalu mempedulikan apa yang dikatakan Yoga.
“Aku yakin kamu mencintai sekolah ini walaupun kamu sering absen.”
“Bagiku suka gak suka, hidup ini hanya sebuah film.” Jawab Yoga pelan, Keisha yang mengagumi keindahan sore itu seketika menoleh menatap Yoga.
‘Yoga kelihatan cakep, sinar matahari itu memantul dari rambutnya, bajunya, jam tangannya. Aku benar-benar melihat keindahan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.’ Ucap Keisha dalam hati ketika ditatapnya Yoga yang kelihatan muram itu.
“Kenapa?”
“HAH… oh… ehm, enggak apa-apa kok.” Seketika Keisha menjadi gagu saat terpergok memandangi Yoga.
“Loh kalian disini. Aku cariin di kelas tadi, ternyata di aula.” Suara Vicky menggema mengagetkan Keisha dan Yoga. Yoga hanya tersenyum menyapa Vicky.
“Ada apa?” Tanya Keisha akhirnya.
“Gini Yog, ternyata semua komputer di sekolah ini dipakai. Jadi kita gak bisa ngedit atau masukin rekaman ke CD. Mau pinjam pihak mading gak bisa, ruang audio-visual gak bisa juga, lab. komputer sama aja. Padahal waktu kita mepet banget, habis tahun baru harus udah selesai. Abis itu, persiapan buat Ujian. Yaa… mungkin kamu punya masukan?” jelas Vicky panjang lebar.
“Aku bawa aja kasetnya, aku punya teman yang bisa kok.” Usul Yoga kemudian sambil tetap tersenyum.
“Hufz… untunglah. Makasih ya, untung aja kamu mau bantuin kita.”
“Sama-sama.”
@@@@@@
Selasa, 01 Januari 2007
Dear Diary
Semalam aku pergi sama Yoga nonton kembang api dimalam tahun baru, tentunya sambil merekam untuk film dokumenter kita. Yoga kelihatan cakep loh ry dengan t-shirt garis-garis dan jaket kulitnya. Tentunya juga aku berusaha membuat diriku cantik dan feminism kemaren.
Eh Yoga perhatian loh selama kita nungguin kembang apinya muncul. Kita cerita-cerita ry, mulai dari masuk sekolah SMA Harapan Bangsa sampai cita-cita kita. Sedih rasanya kalau mengenang perpisahan, apalagi Yoga kemarin bilang kalau mungkin tahun besok dia gak bisa melihat kembang api itu. Kenapa ya? Apa dia mau pindah? Tapi bukannya tiap tahun baru dimanapun kotanya pasti ada acara kembang api bukan? Terus kenapa Yoga berkata seperti itu.
Saat kembang api dimulai, kita sempat lupa loh buat merekamnya. Abisnya kembang apinya bagus banget hehehehe…
Tapi… di pertengahan nonton kembang api itu ada insiden ry. Gak tau dimulai darimana, aku dan Yoga berciuman. Tapi Yoga langsung sadar dan bilang minta maaf ke aku. Padahal aku bilang aku suka dia, tapi dia gak mau mengerti dan tetap minta maaf sambil terus bilang bahwa ini gak boleh terjadi. Memangnya kenapa? Apa aku salah kalau aku suka Yoga?
Saat itu aku marah sama dia dan langsung pergi begitu saja. Kutinggalin dia ry dan pulang ke rumah.
Hari ini aku nyesel kenapa kemarin aku bersikap seperti itu. Kayaknya hari Rabu besok pas masuk sekolah aku harus minta maaf deh sama Yoga. Hufzz…
@@@@@@
“Wuooiii… Keisha Aristyas!!!” teriak Ita ditelinga Keisha yang seketika langsung gelagapan.
“Ah.. kenapa Ta?”
“Kenapa-kenapa, kamu tuh yang kenapa? Daritadi bengong aja kerjaannya. Udah istirahat nih.”
“Ooohhh…” lemas Keisha menanggapi Ita.
“Yaelah, kayaknya kamu gak punya semangat hidup deh. Kamu kenapa Kei? Sakit?” Tanya Ita prihatin.
“Yoga kok gak masuk ya hari ini?”
“HAH? Yoga? Bwahahahahaha… hahahahaha…” Keisha yang mendengar tawa Ita hanya bisa terheran-heran.
“Kok ketawa?”
“Nah kamu sih nanyain Yoga. Kenapa? Kangen?”
“Emang gak boleh nanyain Yoga?” Keisha yang merasa ditertawakan langsung sewot.
“Boleh-boleh aja Kei, gak ada larangan kok. Ya cuma tumben aja, bukannya selama ini Yoga emang jarang masuk dan kamu gak pernah peduli kan. Kok sekarang kamu mulai mempedulikan keabsenannya si Yoga ini. Nah aku sebagai teman sebangku plus sahabat kamu ini jadi bingung, dari kebingunganku itu aku jadi menduga-duga kalau-kalau kamu mulai perhatian sama si Yoga ini. Begono.”
“Terserah lah…” ujar Keisha tanpa semangat dan langsung tiduran di mejanya.
“Iiihh… dasar aneh, dibilangin malah bilang terserah. Gak makan Kei? Kamu gak ke kantin apa?”
“Kalau kamu ke kantin, pergi aja deh.” Jawab Keisha dengan tetap tidur-tiduran di meja. Saat ini dipikiran Keisha hanyalah Yoga, Yoga dan Yoga. Yoga yang bekerjasama dengannya dalam pembuatan film dokumenter untuk perpisahan sekolah, Yoga yang menjadi teman sekelasnya, Yoga yang gak mau direkam gambarnya dan Yoga yang telah menciumnya dimalam tahun baru yang kemudian meminta maaf dan mengatakannya bahwa ini gak boleh terjadi.
Setiap teringat Yoga, kejadian di malam Tahun Baru itu selalu terputar kembali dalam ingatannya. Saat Keisha dan Yoga berciuman lalu Yoga melepas ciuman itu dan meminta maaf berkali-kali sambil mengatakan bahwa ini gak boleh terjadi. Keisha kaget dengan perilaku Yoga, tapi dia ingin mengatakan bahwa dia suka Yoga. Tapi Yoga seperti gak mau mencoba untuk mengerti perasaannya dan terus meminta maaf sambil mengatakan ini gak boleh terjadi. Keisha gak bisa terima dengan kelakuan Yoga, dia berpikir bahwa Yoga tidak menyukainya. Di detik kemudian, Keisha berlari, berlari dan terus berlari meninggalkan Yoga yang tertunduk lemas. Keisha terus berlari dan berharap dia gak bertemu lagi dengan Yoga.
@@@@@@
Waktu terus berlalu, Ujian Nasional telah selesai. Pentas Seni pun diadakan dalam rangka merayakan acara perpisahan, kegembiraan menyelimuti SMA Harapan Bangsa, senyum tersebar dimana-mana. Wajah-wajah sumringah terlihat di seantero SMA Harapan Bangsa, tapi tidak bagi Keisha karena sampai saat ini dia belum melihat batang hidung Yoga secuil pun.
“Kepada para anggota OSIS, diharap berkumpul di ruangan OSIS saat ini juga.” Menggema suara Mona memberi pengumuman lewat pengeras suara. Keisha yang merenung di bangkunya dengan malas berdiri dan pergi ke ruangan OSIS memenuhi panggilan Mona.
Sesampainya diruangan OSIS tak dilihatnya satupun anggota OSIS disana. Sambil menunggu anggota OSIS lainnya, Keisha menghampiri kursi yang tertata rapi di sekeliling meja. Dihempaskan pantatnya di kursi yang tak empuk itu. Hufzz… ternyata menghela napas pun masih belum bisa menenangkan pikirannya tentang Yoga. Beberapa menit kemudian, datanglah satu persatu anggota OSIS dan rapat pun dimulai.
“Teman-teman, mungkin sebenarnya yang akan saya sampaikan di rapat kali ini bukanlah berita yang bagus.” Ujar Mona dengan nada sedih. DEG! Jantung Keisha berdetak dengan cepat, pandangan mata Mona menabrak pandangan Keisha. Sesaat mereka berpandangan.
“Berat bagi saya untuk mengatakannya.” Ujar Mona kemudian sambil tertunduk sedih. Hening seketika.
“Sekolah mendapat berita bahwa salah satu teman kita telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Selama ini Yoga Aditya mengidap penyakit leukemia dan sekarang dia sudah tak bisa ditolong lagi.” Selesai mengatakan itu Mona langsung terisak, Natalia berpelukan dengan Mega sambil menangis. Ruangan OSIS diselimuti tangis dan haru, airmata menghiasi setiap wajah anggota OSIS.
Namun lain hal dengan Keisha, dia malah terdiam tak bergerak sedikitpun. Saat ini dia bingung akankah dia bersedih dan menangisi kepergian Yoga. Keisha hanya bisa diam tak bergerak seperti patung. Pandangan matanya kosong dan lurus ke depan.
@@@@@@
Alunan lagu Peterpan mengalun lembut saat tayangan di televisi menggambarkan tentang keadaan sekolah, ruang kelas, taman, jalanan SMA Harapan Bangsa dan semua tentang SMA Harapan Bangsa.
Keisha terus mengamati layar televisi dengan pandangan kosong, air matanya sudah kering. Alunan lembut suara Ariel Peterpan pun berhenti, hening seketika. Tapi Keisha masih tetap menatap layar televisi.
“Maaf, aku udah lancang pinjam handycam ini sebentar.” Suara yang sangat dikenal Keisha selama ini terdengar lagi lewat spiker televisi.
“Sebenarnya aku gak suka direkam-rekam, aku ingin seperti burung yang gak pernah meninggalkan jejaknya diranting pohon. Tapi mau bagaimana lagi.” Keisha tersenyum samar menatap gambar Yoga dilayar televisi itu.
“Kei aku minta maaf atas kejadian malam Tahun Baru itu. Bukannya aku gak menyukaimu, aku menciummu bukan hanya terpengaruh suasana tapi sejujurnya aku terpengaruh sama perasaanku sendiri.
Aku harap tahun besok kau tidak pergi melihat kembang api bersama cowok lain. Mengerti kan maksudku? Ini ungkapan cinta Kei, aku mencintaimu.” Bzzt… layar televisi pun telah menyelesaikan tugasnya menayangkan gambar-gambar yang sudah direkam ke CD tersebut. Keisha masih tetap diam dan menatap layar televisi yang sudah tidak menayangkan apapun.
“Aku akan tetap mengenangmu sampai kapanpun Yoga Aditya.” Ucap Keisha dalam hati dan beranjaklah ia ke tempat tidurnya yang empuk. Terpejamlah matanya yang kemudian mengantarkannya kedalam mimpi yang sudah menunggunya. Dilihatnya Yoga tersenyum menatapnya, tanpa berpikir lagi diraihnya tangan Yoga dan pergilah Keisha bersama Yoga ditengah tebaran bunga yang indah.
@@@TAMAT@@@
NB1: Sekalian Mengucapkan Met Menjalankan Puasa Ramadhan, aku mau meminta maaf kepada teman-teman semua atas kesalahanku baik yang disengaja atau tidak, baik yang kelihatan maupun tidak. Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang utuh dan fitrah di Hari Raya Kemenangan ini. Amieeennn....
NB2: Sekalian juga mau mengucapkan Selamat Ulang Tahun buat Bang Buwel, semoga makin sukses.
petramaaxxxxxxxxx dulu
ReplyDeletegak boleh ada yg protes kepanjangan.... xixixixi
aq gak mau denger kalau kepanjangan coalnya aq udah tau kalau ini kepanjangan :e:
pertamax nie vit??
ReplyDeletewaduuuwh... kamu pinter banget cc bikin ceritanya!? aku sampe kaiak masuk ke dalamnya beneran nie vit.. huhft... GREAT!?
waaaaaaaaaa.......... :h:
ReplyDeletejiaaah... vit-three curang!? padahal aku yang maestinya pertamax.. T_T
ReplyDeleteiyaw nie, puaaaaanjaaaaang banget!? tapi karna baguz jadi nggak terlalu kerasa.. hehehe...
aku baca dulu ya mak
ReplyDeletehuwaaa..vit..ceritanya sad ending, ah..aku ga suka yang sedih-sedih,.soalnya gampang banget bikin nangis. tapi ini ceritanya bagus. oh iya, aku mau belajar bikin cerpen juga. nanti dikomen ya
ReplyDeletehiks
ReplyDeletenapa sih buat cerita kudu mati cowoknya
:b: :b: :b:
:h: halaaahhh... ngapain siy mamak pake pertamaxxx????? :l:
ReplyDeletebentar yach,,lagi baca nih
ReplyDeletetp kok agak cemberut nih isp
hiks..hiks..
cd apaan ya ntu??hehehehe
aku nyanyi ajjjah ahhhhhhhhhhhh........ met menjalankan ibadah puAs a ajah:n: :n:
ReplyDeleteUps .... jangan sedih begitu dunk ujungnya
ReplyDeleteHiks-hiks
any way ternyata punya talenta hebat kayak sang cerpenis nih juga nih.
bacanya ntar aja, abis jumatan yah :p:
ReplyDeletemaafin ella juga yaaa..kalo ella ada salah...disengaja ataupun ga...besar ataupun kecil...:m:
ReplyDeletemaafin yaaa...selamat puasa :c:
berhubung kr cerita aku komeng beneran kali ini ya. jangan tersinggung klo agak agak agk...
ReplyDeletesegi penulisan, yak uda mayan mak, cuman kok kek jadi barisan dialog ya? malah kek drama mak....
segi logika, kenapa berita kematian diumumkan ketua osis? memang biar ceritanya nyambung mak,cuman harus masuk logika juga. biasanya berita kematian diumumkan kepala sekolah kan, atau emang disekolahmu diumumkan dalam rapat osis???
segitu dulu komeng benernya, komeng ga bener selanjutnya....
:k: lama nggak baca kek ginian di sini... mau sok baca dulu ahhhh....
ReplyDelete:h: emang tika jumatan juga??? dududdd...
ReplyDeleteberhubung kr cerita aku komeng beneran kali ini ya. jangan tersinggung klo agak agak agk...
ReplyDeletesegi penulisan, yak uda mayan mak, cuman kok kek jadi barisan dialog ya? malah kek drama mak....
segi logika, kenapa berita kematian diumumkan ketua osis? memang biar ceritanya nyambung mak,cuman harus masuk logika juga. biasanya berita kematian diumumkan kepala sekolah kan, atau emang disekolahmu diumumkan dalam rapat osis???
segitu dulu komeng benernya, komeng ga bener selanjutnya....
jahhh... ngapain sih si nchi ikut2an komenganku???? :l: maak yang nyontek si nchi ya bukan aku...
ReplyDeletemak, kalau puasa ntu katanya ga boleh makan dan minum,ngemil bole dunk :j:
ReplyDeletelagi demen nggak hepi ending ya mak???
ReplyDeleteoala, ada plagiat disini sebelllll :h:
ReplyDeletehikz.... ceritanya sediihhh... kenapa yoga harus mati seeehhh???!! :b:
ReplyDeletepundung ahhhh :o:
ReplyDeletewew...dah ada cerpen lagii....
ReplyDeletenyepam dulu yaaa.... bacanya ntar ...
ReplyDelete*baca*
ReplyDelete:b: tissue pleaseeeee :d:
ReplyDelete@tika : nich tak kasih tissue toilet mau :g:
ReplyDeletekamu bisa aja sih fit buat aku terenyuh,.... Jadi hampir nangis nih, gara2......... kemasukan asap pembakaran hutan di belakang rumah wkwkwkwk...
ReplyDeleteTapi cerpennya bagus koq, malah amat bagus. Terus berkarya.
Aku juga minta maaf nih fit,.. bila selama ini ada koment yang tidak berkenan.
ReplyDeleteMoga kita bisa memasuki bula ramadhan dengan hati yang suci, khuzu dan tawadhu.
nchi sama zujoe : no koment ach..... kalian ntu ribut di rumah orang.... :h: pentungin dua-duanya....
ReplyDeletem-3 : kebeneran mas, tika juga mau ke toilet
ReplyDeletetungguin yah di t4 bayar=nya tika ga bawa receh
adanya uang gede, kemaren abis nyetak belum smpet di potongin
kemarin aku mohon maaf di FB, kabur nggak pamit. Inetku lemot abis.
ReplyDeleteAku ngevite dulua ah.
@ ChidudZ : klo waktu tika SMA yah chi,
ReplyDeletetiap ada berita duka baik siswa ato orang tua-nya emang OSIS yang di kasih tau lebih dulu.
Nah udah itu OSIS bakal ke kelas2 untuk menggalang dana buat keluarga yang di tinggalin ntuuu...
yah g tau kl di sekolah ChidudZ ada ato ngganya :pP
Ampe berkaca-kaca nih mata, hiks.. Fit bikin terharu sedih nih. Maaf lahir batin jg ya fit..
ReplyDeleteAmpe berkaca-kaca nih mata, hiks.. Fit bikin terharu sedih nih. Maaf lahir batin jg ya fit..
ReplyDeleteblognya seru!
ReplyDeleteBiar ga males, ayo gabung di curipandang.com. Portal seru dan asyik buat diskusi tentang entertainment serta untuk menambah teman.
Kami tunggu kunjungan dan sharing artikelnya di curipandang.com ya!
sehari lagi nafas ini menjadi tasbih, tidur ini menjadi ibadah, pahala ini dilipat gandakan. tapi itu semua tidak akan terwujud tanpa maaf yg tulus dari ku, selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir bathin
ReplyDeleteWuaduh gimana ngomentnya ini, mataku sampai pdes banget.
ReplyDeleteTernyata Vivit juga pintar bikin cerpen.
Nonton Take Me Out ditempatku yuk
Malem Mbak Vitri, waduh panjang bangeet...
ReplyDeleteSaya absen aja yo Mbak, ndak papa kan??
vie..sorry baru mampir.
ReplyDeletebusseeeddd panjang amir... mangstabs surantabs dahh si malezzbanget... kebayang nii klu lg gag malezzbanget kek apa... :l:
ReplyDeletewahhh
ReplyDeletetamat yaaa
aku tunggu sekuelnya yaaa
hehe
:)
met puasa juga,mbak...
ReplyDeletejago juga neh bikin cerpen... mantaapp!!
lanjutkan!
cerpen mu yg ini lebih bagus ketimbang yg kamu kirim ke blog aku, Vie.
ReplyDeletekeknya happy ending ya vie, maaf mbaca super cepat....hiiiiih..
ReplyDeletedan makasih banget neh vie ucapan ultahnya......dan juga maafin dosa2 buwel ya, selamat berpuasa....
Adegan Terakhir The Movie.... coming sooon in theatre every 2010
ReplyDeletehm.... panjang ya ceritanya... hehe...
ReplyDeleteoke selamat puasa juga buat yang punya blog ini ya
makasih vie....
ReplyDelete:o:
ReplyDeletePanjang bangettt nih.....
ReplyDeleteTapi, met menjalankan ibadah puasa deh...
Wah menarik juga nih baca drama seperti ini. Bisa mengispirasi untuk semakin senang dengan menulis. Kemarin males nuliskan. Sekarang langsung tancap gas nulisnya. Bandrol sehalaman pun dikejar...hehehe. salut selamat ya??Semangat..
ReplyDeletesalal. mampir ke blog kami. Sudah saya lin nih ke blog kami, kami tunggu link baliknya. Terimakasih
:o:
ReplyDeletePagi..salam kenal heula..
ReplyDeleteBelum baca..wah hebat bisa nulis sepanjang itu..
ReplyDeleteHik...hik...hik.... *nggak karuan
ReplyDeleteKucoba untuk meresapi tulisan ini
ReplyDeletedisaat perut mulai banyak bicara
Namun, perutku kini tak banyak bicara lagi, sudah kuganjal dengan segelas air teh hangat
ReplyDeleteselamat berbuka puasa....
apdeeeetttttt :h:
ReplyDeletejust want to shout : UPDATEEEEEE!!!!
ReplyDeleteKenapa g dibukukan aja nih kisahnya sob?
ReplyDeleteSelamat berpuasa juga :)
ini cerpen apa cerjang vit??
ReplyDeleteselamat menunaikan ibadah puasa juga
ijin copy dulu.. ntar ngomen lagi...
ReplyDeletetapi kayaknya sih bagus ni.. hmmm...
Ceritanya bagus, tapi sayang cowoknya gugur dalam peperangan melawan penyakitnya. Yang unik disini jenis penyakit yang diidap dibongkar di akhir cerita, bikin penasaran dan bertanya-tanya kenapa seh cowok keren kayak Si Yoga demen menyendiri, he...
ReplyDeleteEh ternyata Vie_Three punya bakat bikin cerpen juga ya. bagus loh, bikin aku terhanyut juga. Tapi sayang adegan ciumannya kok kayak dipotong sensor? Ceritain dong awalnya, kok tiba2 bisa ciuman. kayaknya lebih asyik deh.
ReplyDeleteSering2 bikin cerpen ya!
enggak tau deeh apa yang mau aku ucapkan,,aku benar-benar terharu akan alur ceritanya..perasaanan terharu,,sedih,,menyesal semuanya jadi campur aduk enggak karuan..moga cerita diatas enggak pernah terjadi kepadaku,,amiin
ReplyDeleteBerat rasanya bila harus ditinggal pergi sang kekasih
Masa sma penuh suka dan duka. Cerpen inisalah satu contoh kongkritnya.
ReplyDeletemakasih gan buat infonya daan semoga bermanfaat
ReplyDelete