27 Jan 2017
#Day9: Sebuah Surat
Posted on 7:24 pm by Fitria handayani
Surat ini tertulis tanpa pernah terkirim |
"Tulislah sebuah surat untuk seseorang."
Entah kenapa aku tersenyum saat membaca tema no. 9, selama ini aku sering menulis surat tapi tak pernah terkirimkan. Sempat untuk mengambil salah satu surat tersebut untuk dipublish disini, tapi ada sekelebat perasaan yang menghalangi. Itu surat tidak fresh, jadi aku menulis surat yang lebih fresh, untuk seseorang, yang dulu pernah membuatku merasa hanya dia lah duniaku.
25 Jan 2017
#Day8: Fakta Tersembunyi
Posted on 6:34 pm by Fitria handayani
Seperti yang sudah diketahui khalayak umum, bahwa orang lain lah yang lebih mengetahui dan mengenal tentang pribadi seseorang. Namun terkadang ada yang orang lain tak diketahui bahwa pribadi yang dikenal ramah senyum itu bisa saja memasang fake smile di hadapan mereka. Hanya diri sendiri lah yang mengenal lebih dalam tentang pribadi sendiri. Yang nampak hanya di luar, yang tersembunyi tak diketahui.
24 Jan 2017
#Day7: Tidak Apa-Apa
Posted on 1:32 pm by Fitria handayani
Terus kuatkanlah dirimu, kita adalah motivator terhebat didunia ini. |
"Tulislah tulisan yang dapat membuatmu merasa kuat."
Tulisan? Tulisan yang bisa membuat saya merasa kuat? Saya pernah membaca dari sebuah artikel seorang sahabat blog saya bahwa "Menulis adalah terapi jiwa." Saya tidak tahu siapa yang awalnya mengatakan kalimat itu, tapi satu kalimat itu membuat hidup saya lebih mudah. Saya yang notabene pribadi yang suka uring-uringan, galau sendiri, suka baper, memegang kuat satu kalimat itu dalam pikiran saya. Awalnya saya menulis untuk menuangkan kegundahan saya, untuk memperbaiki mood saya, untuk menghilangkan semua kepekatan dalam jiwa saya. Lalu, setelahnya saat saya berhasil menuangkannya dalam sebuah tulisan saya membacanya, dan ajaibnya saya merasa lepas begitu saja. Mood saya yang acak-acakan bisa normal kembali. Saat hati saya patah, saya menulis lalu membuangnya. Saat saya berada di titik terbawah, saya menulis lalu menyimpannya. Saat saya merasa saya bukan apa-apa, saya menulis untuk membesarkan hati saya sendiri.
23 Jan 2017
#Day6: Sebelah Mata Terbuka
Posted on 2:57 pm by Fitria handayani
Saya bangga dengan diri saya yang mereka remehkan. |
Memasuki hari ke-6, Oh Tuhaaann..... semakin berat saja pertanyaannya. Ceritakan hal dimana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkan. Meremehkan, saya tersenyum sekilas membaca kata itu. Meremehkan adalah salah satu makanan sehari-hari di hidup saya, diremehkan adalah salah satu motivasi saya menjadi lebih baik. Ya... saya kerap diremehkan, mereka kerap meremehkan saya. Dalam hal apapun itu.
22 Jan 2017
#Day5: Film Yang Tak Terlupakan
Posted on 4:07 pm by Fitria handayani
21 Jan 2017
Di sela-sela 2014: Testing Paralayang
Posted on 5:08 pm by Fitria handayani
Sebenarnya ini terjadi di sela-sela tahun 2014, dimana saat itu saya sering melangkahkan kaki seperti pada cerita disini, Agustus-September-Oktober dan perjalanan-perjalanan kecil lainnya diantaranya. Inilah salah satu perjalanan kecil itu, terjadi karena satu moment yaitu testing sepeda motor baru milik sahabat backpaker saya. Dia baru saja membeli motor baru dan mencobanya, kita langsung memilih Kota Batu, setidaknya tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat. Lagipula sahabat saya sudah pernah ke Paralayang jadi terpilihlah tempat itu.
Sayangnya kita berangkat kesiangan, pukul 08.00 daan sialnya lagi hari itu adalah hari libur dimana jalanannya yang ke arah Malang ampun macetnya. Saking capeknya karena macet, kita sempat memilih minggir ke ruko-ruko pinggir jalan untuk beristirahat sebentar. Apalagi motor baru, gasnya masih berat jadi terasa banget capeknya.
Lanjut jalan, sesampai di alun-alun Batu itu sudah terik banget, kita memilih makan dulu di pinggir jalan dekat alun-alun. Orangnya sudah mau tutup sebenarnya, tapi untuk dua porsi nasi pecel masih ada lah. Kita sambil tanya ke orang yang jual apakah masih jauh ke Paralayang, katanya masih lurus aja. Sahabat saya sih sebenarnya sudah tahu, cuma dia sedikit lupa jalannya belok ke arah mana.
Next. Abis makan kita menuju ke tujuan dengan menggunakan Google Map. Weleh, baru sekali itu tersasar gegara menuruti Google Map, jadi arah ke Paralayang diberitahu Google Map itu melewati tebing-tebing 😂 laah jadi kita naik motor tersasar sampai jalan setapak pinggir tebing, sumpah ngakak waktu itu sambil memundurkan motor. Gimana enggak, lahwong udah gak ada jalanan lagi. Iya bener sih cepat ke Paralayangnya tapi lewat tebing, huwahahaha.
Kita puter balik, cari jalan lagi sambil sahabat saya mengingat-ingat jalannya. Taraaa.... kita berada di jalan yang benar dan bukan jalan yang sesat 😂
Skip.
Sampai disana, saya memilih duduk di pinggir sekali, rada kebawah dari tempat nongkrong di paralayang. Hanya kita berdua disana, makan jajan yang dibawa dari rumah, mendengarkan musik lewat ponsel, sambil bercerita random. Sayangnya beberapa menit kemudian hujan datang, kita cepat-cepat ke warung-warung yang ada disana. Habis minum kopi dan makan mie, saya memilih tidur, capek banget.
Entah berapa lama saya tertidur, saat bangun hujan sudah reda, kita memilih berfoto sebentar sebelum akhirnya memilih kembali ke Surabaya.
Sayangnya kita berangkat kesiangan, pukul 08.00 daan sialnya lagi hari itu adalah hari libur dimana jalanannya yang ke arah Malang ampun macetnya. Saking capeknya karena macet, kita sempat memilih minggir ke ruko-ruko pinggir jalan untuk beristirahat sebentar. Apalagi motor baru, gasnya masih berat jadi terasa banget capeknya.
Lanjut jalan, sesampai di alun-alun Batu itu sudah terik banget, kita memilih makan dulu di pinggir jalan dekat alun-alun. Orangnya sudah mau tutup sebenarnya, tapi untuk dua porsi nasi pecel masih ada lah. Kita sambil tanya ke orang yang jual apakah masih jauh ke Paralayang, katanya masih lurus aja. Sahabat saya sih sebenarnya sudah tahu, cuma dia sedikit lupa jalannya belok ke arah mana.
Next. Abis makan kita menuju ke tujuan dengan menggunakan Google Map. Weleh, baru sekali itu tersasar gegara menuruti Google Map, jadi arah ke Paralayang diberitahu Google Map itu melewati tebing-tebing 😂 laah jadi kita naik motor tersasar sampai jalan setapak pinggir tebing, sumpah ngakak waktu itu sambil memundurkan motor. Gimana enggak, lahwong udah gak ada jalanan lagi. Iya bener sih cepat ke Paralayangnya tapi lewat tebing, huwahahaha.
Kita puter balik, cari jalan lagi sambil sahabat saya mengingat-ingat jalannya. Taraaa.... kita berada di jalan yang benar dan bukan jalan yang sesat 😂
Skip.
Sampai disana, saya memilih duduk di pinggir sekali, rada kebawah dari tempat nongkrong di paralayang. Hanya kita berdua disana, makan jajan yang dibawa dari rumah, mendengarkan musik lewat ponsel, sambil bercerita random. Sayangnya beberapa menit kemudian hujan datang, kita cepat-cepat ke warung-warung yang ada disana. Habis minum kopi dan makan mie, saya memilih tidur, capek banget.
Entah berapa lama saya tertidur, saat bangun hujan sudah reda, kita memilih berfoto sebentar sebelum akhirnya memilih kembali ke Surabaya.
#Day4: Kenangan Usang
Posted on 4:45 pm by Fitria handayani
Pertemuan pertama dengan kenangan yang usang |
Khusus untuk tema hari ini sungguh membuat saya berpikir keras. Bukan karena saya bingung 'dia' yang dimaksud dalam pertanyaan itu siapa, bukan. Saya tipe orang yang mudah melupakan moment, apapun itu. Jadi yang membingungkan saya adalah pertemuan pertama saya dengan 'dia' itu yang mana? Dimana? Dan bagaimana terjadinya? Alasannya satu, saya lupa.
20 Jan 2017
#Day3: Resolusi Yang Tertunda
Posted on 2:34 pm by Fitria handayani
Apa yang paling aku inginkan? |
Resolusi, saya baru mengenal kata ini beberapa tahun silam, saat tidak sengaja saya melalangbuana di artikel-artikel bertema tahun baru. Saya menyelidiki artinya, mengetahui kemudian. Sebelum-sebelumnya saya tidak pernah memberi resolusi pada hidup, saya hanya membatin tiap keinginan yang seharusnya bisa saya wujudkan di tahun-tahun itu, saya kira mungkin itulah resolusi meski saya tidak mengenalnya waktu itu.
19 Jan 2017
#Day2: Saya Histeris?
Posted on 4:25 pm by Fitria handayani
Kenapa harus saya kasih tanda tanya? Karena sejujurnya saya bukan tipe seseorang yang bisa dengan mudahnya berteriak histeris kala bertemu dengan idolanya. Bukan seperti itu, saya tipikal orang yang menyimpan semua histeria dalam batin. Bukan perkara jaim hanya saja saya tidak tahu bagaimana harus berteriak sehisteris seperti mereka karena entahlah saat melihat mereka semua berteriak saya merasa ngilu, bukan karena suaranya tapi setelah kehisterisan itu selesai yang tersisa hanya rasa capek dan bisa jadi kehilangan suara.
18 Jan 2017
Review Buku : Senja, Hujan & Cerita Yang Telah Usai
Posted on 6:17 pm by Fitria handayani
Tahun 2017 ini saya mencoba hal baru, mungkin bagi sebagian orang ini bukan hal yang baru, tapi bagi saya ini hal yang baru di blog ini. Sebelum-sebelumnya sih saya emang sudah suka sekali membaca, bahkan dari sejak di bangku SMP saya suka membaca, awalnya dari komik (tertular kakak yang suka baca komik) laluuu pas masuk SMK eh ternyata di perpustakaannya banyak buku yang ceritanya bagus-bagus yang gak cuma cerita seram (maklum pas SMP kakakku cuma beli novel horror). Dari situlah saya kenal dengan novel lalu mencoba membeli 1-2 novel, eh keterusan sampai sekarang.
#Day1 : Kekasih Yang Didambakan
Posted on 4:15 pm by Fitria handayani
Saya pernah sangat mendambakannya. |
Saat saya membaca tulisan 'Kekasih yang Didambakan', entah kenapa mata saya berkaca-kaca, semua memori berkelebatan tak terarah. Tentang dia, tentang kamu, tentang saya, tentang semuanya. Saya pernah mendambakannya, sesosok lelaki yang tak patut diidam-idamkan. Bagaimana tidak? Saya yang mendambakannya sebegitu rupa, ternyata hanya sebuah persinggahan untuknya mereguk cinta yang menurutnya lebih indah. Dia yang saya dambakan, sesosok lelaki, tinggi, penuh cinta, perhatian, selalu membuat saya tersenyum. Ah, seperti kriteria yang saya dambakan, atau yang cocok mereka bilang sebagai tipe yang saya sukai.
11 Jan 2017
Air Terjun Irenggolo Kediri
Posted on 5:15 pm by Fitria handayani
Ini cerita saya lupa kapan, tapi seingat saya sewaktu ada liburan panjang di Tahun 2014 (kalau gak pas natal atau sebelum tahun baru), saya diajak sahabat saya ke desanya di Kediri. Sebenarnya desa ibu saya juga di Kediri, namun berhubung waktu lebaran sebelumnya gak pulang ke desa yasudah aku iyain ajah ajakan sahabat saya.
Subscribe to:
Posts (Atom)