9 Mar 2012

Teman = Musuh Dalam Selimut

14

Teman adalah tempat untuk kita berteduh ketika kita merasakan ketidakadilan dalam kehidupan sosial.

Hai teman, ya kamu. Kamu yang ada disana, kamu yang kulihat, bukankah kamu temanku? Jangan kau memasang muka kebingungan seperti itu, aku menganggapmu sebagai temanku. Jadi tak usahlah kau bersedih dan merasa sendiri lagi didunia ini.



Entah awalnya seperti apa, seiring keakraban yang terjalin, kita semakin melupakan awal pertemanan itu hingga kemudian kita menganggap bahwa kita teman sejiwa. Ya, sudah seperti saudara jauh. Kamu mengatakan telah mengerti apa yang selalu aku pikirkan, dan aku pun juga seperti itu menganggapmu sebagai saudaraku.

Hai teman, disaat kau membutuhkan tempat untuk mengeluarkan segala uneg-uneg yang kau pendam, aku mendatangimu. Kau mengatakan dalam telepon itu dengan suara galau bahwa kau sedang gelisah, aku yang mendengarnya juga merasa gelisah. Aku, temanmu yang menganggapmu sebagai saudara sangat mengerti apa yang sedang kau alami. Aku selalu mencaritau tentang apa yang kau pikirkan, hingga kemudian kau menceritakan kegundahanmu. Aku mendengarmu, karena memang aku tahu kau hanya butuh telinga tanpa perlu ada komentar.

Teman, sebenarnya aku tak ingin mengatakan bahwa aku butuh hubungan timbal-balik ini. Yaa.... aku butuh didengarkan saat ini, saat ketika aku merasa rapuh, ketika aku diterjang badai, ketika kakiku tak mampu lagi untuk menopangku, ketika bertubi-tubi kerikil kehidupan menghujaniku, dan saat itu adalah saat ini. Aku hanya butuh telinga untuk mendengarkan semua yang kupendam, aku tak butuh suara, aku tak butuh ocehanmu, aku tak butuh informasimu, dan aku tak butuh kepalsuanmu.

Jangan kau mencacimaki kerapuhanku teman, tak sadarkah kau ketika kau melakukan hal itu, perasaanku rasanya tercabik-cabik. Sebenarnya aku tak kuasa mengatakan bahwa kau sama dengan yang lainnya, bahwa kau hanyalah musuh dalam selimut kehidupanku. Seandainya kau mau melihat yang terjadi, seandainya kau berada pada posisiku, seandainya kau..... ach, seandainya kau merasakan apa yang kurasakan bahkan mungkin lebih. Tuhaann..... beri aku ketegaran meski cuma secuil untuk dapat melihatnya meski cuma kepalsuan, karena aku masih ingin melihat temanku yang pernah kupercaya.


PS : Ini hanya curahan hati, karena aku percaya seperti kata ListeNinda, bahwa menulis adalah terapi jiwa. Yaa..... aku hanya bisa menulis ketika tak ada telinga untuk mendengarku. Please.... hug me, benar-benar lagi butuh pelukan untuk mentransfer aura positif kalian ke jiwaku yang lagi 100% negatif. Gambar diambil dari memory hp (entah awalnya darimana).

Related Posts:

  • Makasiiiihhh (ucapan tulus)Sumpah, beneran udah lama aku gak menjamah blogku ini, udah lama blogku ini tak terurus kleleran ditempatnya. Bukan maksudku untuk menghilang, pergi d… Read More
  • MencobaApa salahnya mencoba, mencoba hal yang baru yang belum kita ketahui. Apa salahnya untuk mencoba agar kita lebih mengerti, agar kita gak hanya menerka-… Read More
  • New LookingUdah lama banget gak berselancar didunia maya, baru saja membuka dasbor blogspot kok ada yang baru. Pas aku klik ternyata memang ada yang baru. … Read More
  • Selamat Jalan KawanPostingan ini kupersembahkan buat teman-temanku tercinta. Selamat jalan kawan cepatlah berlalu, mimpimu kini tlah kau dapati...... (lirik lagu Ti… Read More
  • 01-01-2012Akhirnya, datang juga tanggal itu. Tanggal yang membuat euforia di dunia ini, tanggal yang membuat rasa sedih menguap seketika, tanggal yang hanya … Read More

14 comments:

  1. (pasang telinga dan mendengarkan hehe...)

    ReplyDelete
    Replies
    1. baca komentarmu kok malah ketawa yaaaa..... hahahahaha

      komentar simple but i like it.

      Delete
  2. hhhhmmmmm. . .. . harusnya yang musuh dalam selimut ntu suami istri hehehee

    ReplyDelete
  3. mantap tulisannya vie, maaf saya baru bisa koment ya...

    ReplyDelete
  4. vie, selain nulis biasanya aku terapi dengan mendengarkan lagu. mungkin itu bisa bantu kamu. jenis musik apa yang kamu suka? nikmatin,nyanyi sekenceng2nya. monolog dg diri sendiri juga bisa bantu kok, IMHO. *eh kok jadi sok ngajarin* *melipir pamit*

    ReplyDelete
  5. wew, lagi butuh pelukan ya, tuh ada bantal kan, tp soal mendengarkan saya siap kok, dan tulisan adalah bentuk luapan hati saat tidak ada yg mendengarkan, setuju lho, bagus malah, semoga cepat teratasi ya :D

    ReplyDelete
  6. betul itu sob...mencurahkan isi hati dengan cara menulis emng terapi jiwa yng cocok... :D

    ReplyDelete
  7. setuju banget, sedikit mengeluarkan pikiran dengan menulis

    ReplyDelete
  8. hai juga teman.. aku bukan musuhmu. hehehe :D

    nice post and happy blogging.

    ReplyDelete
  9. cry cry cry..... hug hug hug.... sy jg ngerasain hal yg sama, merasa hanya dimanfaatkan...

    ReplyDelete
  10. sudah sering saya ditusuk dari belakang oleh tmen dket ku sndiri,penghianatan,pembohongan,perselingkuhan ..
    apalagi dimanfaatkan , semua teman ku hayan bisa memanfaatkan ku dan fasilitasku

    ReplyDelete

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com