15 Apr 2009

Just Memories

35

BRUAK!!! Asti menggebrak meja didepannya. Semua mata diruangan langsung menatap Asti lekat-lekat.

"Kalian ini niat rapat atau enggak sih. Semuanya ribut sendiri-sendiri." sentak Asti yang dengan suksesnya membuat suasana di ruangan itu menjadi hening.

"Hey, kalian yang di pojokan. Ini bukan tempat mesum, tauk. Udah ach, rapat selesai!!!" Dengan sigap, Asti langsung mencangklong tas dan meninggalkan ruang rapat. Para peserta rapat hanya bisa mengantar kepergian Asti dengan pandangan mata bertanya-tanya.

"Asti kenapa sih Ren?" tanya Dika, yang juga termasuk peserta rapat tadi setelah kepergian Asti dari ruangan rapat. Reni yang ditanya pun hanya bisa mengangkat bahu tanda bahwa dia juga gak mengerti dengan keadaan Asti ini.

"Nah kamu kan sahabat kentalnya kan? Masak gak tau sih?" Yogi pun angkat bicara karena dia adalah wakil ketua rapat tadi, sedangkan Ketuanya adalah si Asti, cewek cantik yang akhir-akhir ini sering meluapkan emosi.

"Iya Ren, Asti itu kenapa? Dalam beberapa bulan ini sifatnya berubah 180 derajat" si Mona, cewek yang berada di pojokan saat rapat tadi berlangsung juga ikutan nimbrung.

"Hhhhh...... aku emang sahabatnya, tapi itu sebelum Asti seperti sekarang ini. Sejak ditinggal Nino, Asti jadi aneh. Ya seperti tadi." ucap Reni akhirnya untuk mengklarifikasi keadaan.

"Coba deh kamu ajak Asti bicara, mungkin dia masih terpukul atas kepergian Nino." ucap Yogi bijaksana. Sejenak kelihatan Reni berpikir, tapi kemudian kepalanya bergerak mengangguk. "Akan aku usahain, ini juga demi Majalah Kampus ini."

####################

'Satu persatu telah kuhapus
cerita lalu diantara engkau dan aku.
Dua hati pernah percaya
seribu mimpi tanpa ragu tanpa curiga.'

Terdengar suara Anggun mengalun menyayat hati didalam kamar Asti.

'Ku tak ingin lagi menunggu menanti.
Harapan tuk hidupkan cinta yang telah mati.
Kutak ingin coba, hanya tuk kecewa.
Lelah ku tersenyum, lelah ku bersandiwara.'

Diatas kasur, Asti menatap foto yang terbingkai indah. Foto dirinya bersama Nino, kekasihnya dulu sebelum akhirnya ajal menjemput Nino lewat kecelakaan balapan liar yang diikuti Nino. Asti hanya bisa tersenyum tanpa ada suara, tatapan matanya kosong.

####################

"ASTI" teriak Reni saat melihat Asti berjalan menyusuri parkiran. Asti yang mendengarnya langsung menghentikan langkah dan menoleh.

"Ih waw." Reni hanya bisa melongo melihat Asti hari ini. Asti hanya tersenyum menunggu Reni.

"Kamu beda As?!" kata itulah yang akhirnya keluar dari bibir mungil Reni.

"Beda apanya?" tanya Asti sambil tetap tersenyum.

"Lihat, kamu tersenyum." ucap Reni takjub, seperti terdengar dia sedang mengatakan "Lihat! ada bulan bisa ngomong!!!"

Asti hanya menyunggingkan senyum.

"Oh iya As, aku mau ngomong sama kamu." kata Reni teringat akan pembicaraan bersama anak-anak kemaren.

"Nah, sekalian perutku sedang laper. Mending kita ngobrolnya dikantin ajah yuuk...." ajak Reni sambil menggamit lengan Asti. Asti hanya menurut saja mengikuti langkah Reni yang menuju kanting yang masih lengang.

Setelah memesan nasi goreng, Reni duduk didepan Asti (duduk dibangku depannya Asti maksudnya, bukan di depannya Asti.)

"Kamu yakin gak makan?" tanya Reni sekali lagi, dan Asti hanya menggelengkan kepala untuk kesekian kalinya.

"Aku traktir deh, jarang-jarang loh aku yang nraktir." Asti hanya tersenyum dan menggelengkan kepala lagi.

"Oke deh, terserah kamu. Yang jelas kamu jangan nyesel loh ya."

"Kamu mau ngomongin apa?!" tanya Asti mengingatkan Reni akan tujuannya tadi.

"Tapi kamu janji gak akan marah kan?!" Asti tetap tersenyum dan mengangguk.

"Jadi gini, kemaren anak-anak tanya ke aku secara aku kan sahabat terdekatmu kan As. Mereka itu tanya, kenapa Asti sekarang berubah banget, suka emosian, gak kayak dulu yang sangat murah senyum. Tapi jujur As, hari ini aku seperti melihat Asti yang dulu." Sekali lagi Asti hanya tersenyum.

"Mereka merasa aku berubah?" Reni mengangguk dengan cepat.

"Suatu ketika kalian semua akan mengerti mengapa aku berubah." ucap Asti penuh misteri. Reni bingung mendengar ucapan Asti, tapi waktunya untuk berpikir telah tersita dengan nasi goreng yang kini sudah berada di hadapannya. Reni terlalu lapar untuk memikirkan ucapan Asti, mungkin saja Asti akan mengatakan penyebabnya suatu ketika. Itu pikirnya.

"Eh nanti siang kamu mau kemana As? Kita keluar yuuk, jalan-jalan. Udah lama nih kita gak jalan-jalan. Aku kan kangen." ucap Reni disela-sela sendokan nasi gorengnya.

"Aku ada acara nanti siang." jawaban Asti yang keluar telah membuat Reni sukses kecewa.

"Yaaaahhhh...... emang acara apaan As? Oh iya, Majalah Kampus gimana?"

"Mungkin aku akan lama gak urusin Majalah Kampus." jawab Asti sambil tetap tersenyum.

"LOH kok gitu? Kamu mau pulang kampung?" tebak Reni dan tetap senyumanlah jawaban yang diberikan Asti.

"Ya udah ya Ren, aku mau pergi. Gak ada waktu lagi. Titip kertas ini yach." ucap Asti yang kemudian beranjak pergi meninggalkan Reni yang terbengong-bengong bersama nasi goreng di mulutnya.

'Mungkin Asti membutuhkan suasana baru dan mungkin itu bisa ia dapatkan dengan pulang kampung. Toh kampungnya di Bandung emang sangat nyaman dengan suasana yang menyejukkan.' begitulah pikir Reni sambil terus melanjutkan ritual makan nasi gorengnya. Namun di detik kesekian, Yogi datang mengagetkan Reni.

"Whei, ini anak malah disini." kejut Yogi yang membuat Reni terlonjak kaget dan menumpahkan nasi goreng di sendoknya yang akan masuk ke mulut mungilnya.

"Apaan sih?!" bentak Reni.

"Jiyaaahhh..... malah bilang apaan sih. Kamu denger kabar? si Asti kecelakaan semalem." Kata-kata Yogi seperti petir menyambar. Pandangan Reni menyiratkan ketidakpercayaan.

"Ha-ha-ha-ha..... Kamu kalau bercanda jangan sepagi ini dong. Gak lucu tauk." Reni pun tertawa sumbang menertawakan Yogi.

"Siapa yang bercanda Ren, aku tadi tuh dapat beritanya dari Rektor. Nah si Rektor ini ditelpon keluarganya, semalem Asti ngebut pulang ke Bandung dan mobilnya masuk jurang. Untung aja identitas............... polisi ................... dan ................. terus .................. Loh Ren." Kaget Yogi melihat Reni limbung dan terjatuh pingsan.

####################

"Reni, udah sadar." terdengar suara Mika.

"Kamu gak pa-pa Ren?!" suara Yogi terdengar gelisah.

"Reni......" panggilan Mona akhirnya membuat Reni sadar seutuhnya.

"Kalian .......... Asti ........" ucapan Reni terbata-bata.

"Sabar ya Ren, semua ini sudah takdir." Mika mencoba menenangkan tapi Reni masih belum bisa menangkap semua kenyataan yang telah terjadi.

"Reni, nanti kita sama-sama mau ke Bandung." ucap Mona

"Jadi berita itu benar, itu tidak mungkin. Asti baru saja tadi pagi cerita-cerita sama aku di kantin. Dia baru mau pulang kampung nanti siang." suara Reni terdengar sangat shock.

"Itu tidak mungkin kan?!" tanya Reni sekali lagi meminta jawaban dari mereka. Tapi Mika, Mona, dan lainnya hanya bisa menatap sedih kearah Reni.

"Kalian emang gak bakalan percaya, tadi......" Reni menghentikan pembicaraan dan teringat akan pemberian Asti. Dirogoh-rogohnya saku celananya dan ketemulah yang dicari.

"Ini buktinya! Asti nitip ini, ini sungguhan!!!" kata Reni sambil menyodorkan kertas pemberian Asti kearah Yogi. Yogi tampak ragu-ragu mengulurkan tangan menerima pemberian Reni.

"Buka Yog, apa isinya?" perintah reni kemudian, Yogi masih ragu-ragu walaupun tangannya mulai membuka kertas itu.

"Yog, apa isinya?" tanya Reni, namun Yogi sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Tatapan matanya menyiratkan ketidakpercayaan, ketakuta, dan kesedihan. "Kamu benar Ren, ini tidak mungkin terjadi." ucap Yogi akhirnya.

###################

Bulan ini Majalah Kampus telah terbit dan khusus edisi Bulan ini terlihat semua mahasiswa-mahasiswinya membeli Majalah Kampus yang bergambar foto Asti yang tersenyum sumringah di cover depannya. Majalah Kampus Bulan ini terjual habis bahkan masih banyak permintaan yang ditolak. Semua itu karena tulisan Asti di kertas yang telah dititipkan lewat Reni.

In Memoriam Asti Mirandah Sari

Berganti Hati - Anggun
Satu persatu telah kuhapus
cerita lalu diantara engkau dan aku.
Dua hati pernah percaya
Seribu mimpi tanpa ragu tanpa curiga.

Kutak ingin lagi
menunggu menanti
Harapan tuk hidupkan cinta yang telah mati
Kutak ingin coba
Hanya tuk kecewa
Lelah ku tersenyum
Lelah kubersandiwara.
Aku ingin pergi........'

Mengapa cinta diciptakan kalau hanya untuk menunggu dipisahkan.
Mengapa harus ada kau dalam cerita hidupku.
Mengapa dirimu tercipta dan bertemu dengan diriku.
Mengapa harus ada cinta diantara kita,
Kalau ternyata kita harus berpisah.
Nino, aku terlalu mencintaimu.
Aku harap bisa bertemu denganmu Nino,
karena aku sangat kangen padamu.
Aku sangat mencintaimu.

Aku bosan dengan semua kehidupan ini, tanpa dirimu semua tak berarti.
Nino aku tidak bisa terus-terusan membohongi perasaanku dan terlihat tidak ada masalah.
Aku ingin selalu bersamamu.
Nino tunggulah disana aku akan datang menemanimu.

PS1: Cerita ini tercipta karena akhir-akhir ini aku sedang merasa bosan dengan kehidupanku, sampat terpikir bagaimana jika aku bunuh diri, tapi akhirnya imajinasiku membawa ketakutan sehingga aku gak jadi bunuh diri dan malah tercipta cerita ini.
PS2: Saat berimajinasi itulah aku mendengarkan lagunya Anggun yang terbaru Berganti Hati dan jadilah cerita ini, bagi yang jeli pasti akan mengerti bahwa setiap ceritaku selalu ada unsur musiknya. Yupz, itu karena aku suka berimajinasi saat aku mendengarkan musik.
PS3: Sebelumnya aku terpikir bagaimana kalau si Asti ini dibuat bunuh diri dengan menyilet pergelangan tangan, tapi akhirnya tidak bisa kulakukan karena aku sudah merasa ngeri duluan saat membayangkannya.
PS4: Keep smile and keep blogging.

35 comments:

  1. Tumben panjang.. SamPe malay bacanya.. hehe

    ReplyDelete
  2. pertanyaan yang bagus mau nanya juga ahh
    knp harus mencintai orang yang sama sekali gak peduli ama kita?
    knp harus mencintai orang aneh ?
    lho kok jadi curhat?
    anehnya diriku ini...

    ReplyDelete
  3. bel0n baca males ah kapan2 ae wes

    ReplyDelete
  4. bel0n baca males ah kapan2 ae wes

    ReplyDelete
  5. wuiih mantab tuh ceritanya,,,moga diangkat kelayar lebar,,, amieeen,,,

    ReplyDelete
  6. Ada lho yang beneran seperti itu....

    ReplyDelete
  7. bolehlah daya imajinya.. me too..ak suka banyak ide kalo denger musik plus minum my coffee.. i love kopi..lho kok curhat? hehehe

    ReplyDelete
  8. bru pertama kesini disuguhi cerpen yang keren, berbakat bgt mba dah srg nulis / buat buku ya mba? slm kenal yaa.. ;)

    ReplyDelete
  9. doh.. puanjang banget.. sampe lupa mau koment apa.. wkwkkw.. nice post lah intinya..

    ReplyDelete
  10. wew, jangan bunuh diri donk pit, kalau kamu bunuh diri lalu siapa yang mijitin saya hehehe

    ReplyDelete
  11. semangat terus dan jangan lupa minun jus melinjo hekhekhek ... bagus lho buat kesehatan ...

    ReplyDelete
  12. Huehuehue jgn bunuh diri Mba vie! Ntar yg ngeramein dunia blog sapa?
    Huaaa..ga bisa bayangin klo ada adegan bunuh diri di cerpenny! Serem

    ReplyDelete
  13. bruakk**** aku menabrak eek sapi dan akhirna dengan sukses menarat di sini hohoho...

    nggak semangat ya? yang penting kita semangat aja, jadikan hal yang menjengkelkan ntu sebagai upil yang kalo mo di buang rasanya maknyuss...

    ReplyDelete
  14. oohhh...salah...

    kayakna mamak fitri lagi bosen sama relationship sama si dio ya?

    aduuhhh....kalo ntu aku bukan ahlina kayakna...

    ReplyDelete
  15. wew...ternyata haqie dah di atas ane...pantes aja dari kemaren pala ane sakit mulu ternyata dia ya yang jitakin ane...

    ReplyDelete
  16. eh, aku ngerinya klo mu bikin cerita horor. bagaimana mau bikin, waktu ngerangkai ceritanya saja udah ngeri, bagaimana nulisnya, hiii


    sad but touching, keep writing say :*

    ReplyDelete
  17. iiih serem imajinasinya *br baca di kotak kuning aja*

    vieeee es kelapa mudanya nih

    ReplyDelete
  18. aaaiihhhh.... segitu cintanyaaahhh....saluwtt ma si asti... let's go where de lover go hehehe...

    ReplyDelete
  19. wew..jangan bunuh diri donk...hidup ini indah kalau kita tahu gimana harusnya kita idup..*sok bijak*

    ReplyDelete
  20. jgnbunuh diri dong. apapun masalahmu pasti bisa diselesaikan. bunuh diri dosa lho! semangat ya, Vie...semangaatt! Tuhan sayang kamu. Aku sayang kamu juga, sista.

    ReplyDelete
  21. Kali ini gak kan ku tertipu lagi...

    Pasti cerpen..!!!Sumpah...!! ku takkan tertipu lagi....

    ReplyDelete
  22. Kupikir cuma aku yang sempat punya pikiran untuk bunuh diri kala didera masalah, kemudian taku mati karena itu pasti lebih menyakitkan...

    ReplyDelete
  23. wooow perpaduan cerpen+puisi ya?

    ReplyDelete
  24. bagus juga ceritanya...lanjutin dong..

    ReplyDelete
  25. Vie...nantikan giliran blogmu yg kurepiu ya.

    ReplyDelete
  26. ps1: never! never ever think of suicide!!!
    it's not you honey....bersyukurlah atas apa yg kau dapatkan hari ini okeh??

    ReplyDelete
  27. kayaknya ada yang aneh...
    ah biarkan saja yang penting dinikmati...

    ReplyDelete
  28. Sewindu lamanya waktu masih ada episode2 berikutnya....., kontrak masih berlaku, jangan minta kenaikan honor ya...???!!

    ReplyDelete
  29. vie ini cerita apa nyata sich, jangan sampai ya..

    ReplyDelete
  30. mampus sayah bacanya panjang sangad :P hihi

    namun ceritanya koq,, aneh yak :) hihihih namun menghibur lah :D

    ReplyDelete
  31. wah hebat! aku kasih empat jempol ma kamu vie_three!! lanjutkan kreatifitas muw yaks asal jgn kepikiran bunuh diri betula...soalnya ga asik hehehehe

    ReplyDelete
  32. @all: saat saya menulis cerita ini saya benar-benar berada di titik kebosanan dan akhirnya saya berpikir hal yang menyeramkan, tapi saat saya memosting dan membaca komentar2 semuanya saya jadi bersemangat lagi dan merasa saya sangat disayangi sama kalian semua.

    Saya sangat berterima kasih atas suntikan semangatnya bagi mbak fanny, zujoe, suzhu, Jonk, dan semuanya yang tidak bisa diucapkan satu-persatu. Saya jadi tau bahwa masih banyak yang sayang dan cinta sama saya, cieeeeee

    I love u all, aq akan tetap menjadi vie_three si cewek imoet nan lucu dan akan terus meramekan dunia pengebloggan.

    ReplyDelete

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com