Membelok dan entah apa?

Akhir-akhir ini aku merasa tujuan awal ngeblog jadi membelok, dulu yang aku ingin buat blog karena ingin menyalurkan hobby menulisku eh sekarang kok ya sedikit melenceng. Ya sebenarnya gak melenceng juga sech, masih menulis kok, hobbyku masih tersalurkan. Tapi ya sebelumnya minta maaf dech buat teman-teman yang mengenal blog ini awal-awalnya hanya blog tulisan pribadi tapi sekarang jadi ada bahasa-bahasa planet cas-cis-cus gitu dan gak bisa dikoment pula. Bukan maksud hati untuk melenceng sepenuhnya, cuma ya itu.... (bingung kan, aku sendiri juga bingung nih) Ya walaupun begitu-begitu juga, bakal aku usahain kok biar blog ini gak melenceng terlalu jauh dari rel nya.

Masih dalam urusan membelok, pernah gak sih teman-teman blogger semua merasa kalau diri ini sudah tak lagi seperti apa yang kita inginkan awal dulu?? Kok ya aku merasa diriku ini sekarang terlalu jauh membeloknya dari diriku yang kukenal dulu. Kalau dianggap mobil (bukannya urusan belok membelok urusannya mobil kan) diriku ini sudah seperti mobil yang keluar dari jalur dan sudah tidak bisa maju dan mundur lagi. Stuck di tempat, dan gak bisa kemana-mana. Apapun keputusan yang dipilih rasanya sangat membahayakan. Mau maju tapi nabrak tembok, mau mundur nabrak mobil yang lainnya. Diam di tempat dan hanya bisa jalan di tempat tanpa bisa maju dan tanpa bisa masuk. Semua masalah-masalah yang ada hanya bisa disimpan dipendam dan gak bisa diselesaikan.

Ya aku memang tahu semua masalah bisa diselesaikan dan pasti ada jalan keluarnya, aku juga tahu semua keputusan pasti ada resikonya. Aku tahu dan paham betul semua teori-teori tentang kehidupan ini. Tapi yang aku tidak tahu bahwa sebenarnya teori-teori itu sangat sulit untuk diterima. Orang-orang bisa dengan mudahnya berorasi seperti ini dan seperti itu, memberikan teori-teori dan membagi-bagikan semua pengalaman hidupnya mulai yang pahit sampai yang manis. Bagiku ngomong memang mudah dan gampang banget, tapi untuk merealisasikannya ini pernahkah terbersit dipikiran mereka bagaimana perasaan ini??? Ke kanan gak bisa, ke kiri nabrak, maju mati, mundur pun gak bisa, Gak ada pilihan. Dan hanya bisa diam di tempat, menyesali yang ada dan hanya bisa melihat apakah yang akan terjadi selanjutnya. Dan setelah semua itu terjadi hanya bisa pasrah dan menerima semua itu.

Hufzzz.... jadi makin gak jelas nih... maaf kalau jadi curhat, abisnya semua itu terpendam dalam hati dan hanya bisa terpendam dan terpendam. Entah sampai kapan?! Sampai meledak kah?? Bukannya gunung ajah gak bisa menahan semua yang ada didalamnya? Begitu pula diri ini, jika memang saatnya meledak aku pun hanya bisa pasrah. Menyesal memang tidak ada gunanya, aku tahu itu. Masa lalu gak perlu diingat-ingat aku juga tahu itu. Tapi kalau masa lalu itu datang sendiri di hadapan kita dalam wujud yang nyata dan mengingatkan kita yang padahal kita sendiri sudah tidak mengingatnya, apa mungkin kita harus lari??? Mungkin memang jalannya hanya bisa pasrah, menerima yang ada, dan menyesali yang telah terjadi.

Ach sudahlah, jadi makin gak jelas gini kan. Suatu hari mungkin aku bakal menceritakan tentang kegundahan ini, tapi entah kapan. Mungkin saat dimana aku sudah merasa bebas, sudah bisa bernafas dengan lega tanpa ada gangguan dari manapun.

Aku jadi berharap, seandainya hidup ini ada putar baliknya kayak jalan raya aku pasti akan berputar dan kembali ke masa itu. Ya tapi itu gak mungkin toh, yang ada aku cuma bisa berharap semoga aku masih bisa menerima semua ini dengan senyuman.