Pencerahan Alnect Computer

Setiap orang pasti sudah tahu kan yang namanya iri dengki itu sungguh sangat buruk sekali dan dibenci oleh Tuhan. Tapi mengapa masih ada orang yang aku temui yang masih memendam rasa iri dengki itu, bahkan memupuknya hingga subur. Tidakkah mereka takut bahwa perasaan itu sangat dibenci oleh Tuhan kita.

Cerita ini hanya fiktif belaka, nama dan tempat disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.

Waduh gak kerasa ternyata sudah memasuki masa liburan nih, gak kerasa sepertinya baru kemaren masuk ke SMA dan sekarang sudah naik kelas 2 SMA. Syukur alhamdulillah dech kemaren bisa peringkat 3, tersenyum Mita mengingat nilai-nilainya di raport.

"Mita liburan kerumahnya Tante Ratna yuuk." ajak kakakku yang emang sangat senang dirumahnya Tante Ratna yang nyaman itu.

"Tapi kan jauh didesa kak."

"Kan enak toh, bisa nyaman disana pas liburan." usul kakak yang akhirnya kusetujui itu.

Hari minggu itu di pagi hari aku sudah siap untuk berangkat ke rumah Tante Ratna yang adiknya Ayah itu di desa, aku sudah mempersiapkan diri didalam liburan di rumahnya Tante Ratna. Memang benar rumah Tante Ratna yang didesa sungguh nyaman dan asri, walaupun begitu rumahnya sangat besar seperti rumah-rumah orang kota, bahkan rumahku saja kalah besar dengan rumah Tante Ratna.

Sesampainya disana sambutan dari paman dan Tante Ratna sungguh membuatku merasa aku akan betah disini. Tapi saat aku memasuki rumah ada yang mengusik pikiranku, dipojokan ruang tengah itu kulihat sepupuku yang masih berumur 7 tahun sedang berada di depan layar kaca yang terang dengan segala perabotannya yang terkenal. DEG, aku gak tau kenapa perasaanku terusik seperti ini.

"Ayu kesini jangan maen ajah, ini ada kak Mita dan Mas Agung. Ayo salaman." ujar Tante Ratna pada anaknya yang bernama Ayu yang sedang sibuk mengutak-atik permainannya itu. Seketika ia turun dari duduknya dan menyalami diriku dan kakak, tapi setelah itu dia langsung kembali lagi ke tempatnya semula.

"Beli baru nih om?" tanya kakakku pada mainan yang dipegang Ayu, mataku tak kuasa untuk terus mengamatinya. Kotak yang bercahaya dan berbagai macam peralatannya yang selama ini sangat kuidam-idamkan.

"Iya, baru 1 minggu belinya." jawab Omku

"Beli dimana??? Berapa harganya om???" aku pun tak kuat menahan rasa bergejolak yang kutak tau kenapa, tapi aku ingin menanyakannya.

"Di Alnect Computer, harganya murah kok cuman Rp. 4.700.000, itupun sudah lengkap seperti ini." terang Omku itu.

"Ooohhh...." Aku tak tahu apa yang saat ini ada di pikiranku, yang jelas aku sangat iri dengan apa yang telah didapat sepupuku ini. Dia masih kecil dan sebenarnya belum terlalu butuh dengan komputer. Bahkan dia baru masuk SD kelas 1 tahun ini, perlukah dia dengan komputer. Sebenarnya akulah yang lebih memerlukannya.

"Mita, gak jalan-jalan?" tanya omku di pagi hari, sungguh pagi hari didesa sangat nyaman bagiku. Kugelengkan kepalaku sambil tersenyum.

"Ayu masih tidur om?" tanyaku berbasa-basi.

"Iya, bangunnya siang itu anak. Kamu kalau lapar bilang ke tante ya, om mau pergi dulu sebentar." Setelah mengatakan itu, pergilah om keluar rumah. Aku hanya bisa tersenyum dan tanpa sengaja kulihat sekilas dibawah meja sebuah brosur.

ALNECT COMPUTER.

Paket Home & Office Version 3.0
Komputer yang penggunaanya cocok untuk kalangan rumahan, dunia pendidikan, kantor, usaha kecil maupun menengah. Komputer ini juga bisa digunakan untuk aplikasi multimedia dan grafik ringan. Dengan basis prosesor Core 2 Duo dari Intel menghasilkan performa lebih baik.

No Produk : 000000
Berat Pengiriman : 15 kg
Harga : Rp. 4.700.000

Aku baca-baca brosur dari Alnect Computer yang terdapat gambar Komputer ang barusan dibeli oleh omku ini dan sekarang berada didepan mataku.

'Andai aku bisa membelinya, sungguh Ayu gak pantas mendapatkan semua ini. Ya ampun aku bicara apa sih, kenapa aku begitu irinya sama Ayu, toh Ayu memang pantas mendapatkannya karena memang itu keberuntungan dia. Seharusnya akulah yang gak pantas iri padanya, dia kan masih kecil. Seharunya aku harus bisa berpikir lebih dewasa lagi.'

**************

"Assalamualaikum..." ujarku dan kakak berbarengan, capek rasanya setelah seminggu berada di desa.

"Waalaikumsalam.." jawaban Mama membuatku tersenyum dan lupa akan capek ini.

"Bawa oleh-oleh apa ajah?" tanya Mama padaku, "Cerita yang banyak banget." jawabku sambil sumringah. Seketika itu juga, aku dan kakak bercerita semua yang ada didesa dan mama mendengarkannya sambil sesekali bertanya.

"Ehm ma, aku mau mulai nabung nih. Mama punya celengan?" tanyaku tiba-tiba.

"Buat apa?"

"Buat nabung, aku mau beli komputer." Jawabku sambil malu-malu.

"Alhamdulillah, iya mama ada celengan kok." Sambil beranjak pergi kekamar mama mengambilkan celengan berbentuk ayam yang selama ini kutolak mentah-mentah ketika mama berusaha meyakinkanku agar aku mau menabung. Sungguh aku mendapat pencerahan dengan liburan didesa, karena aku ternyata mau menerima keadaan keluargaku yang memang harus menabung dulu sebelum mendapatkan sesuatu. Ya aku yang sebelumnya sangat malu dengan keadaan keluargaku yang tidak seperti teman-temanku atau bahkan tidak seperti keluarganya Ayu yang bisa dengan mudahnya membeli suatu barang. Tapi mulai kini aku mau berubah, aku gak akan lagi menanam rasa iri dengki pada semua orang.


PS: cerita ini dibuat karena udah lama gak ngereview Alnect Computer nih.... kayaknya udah mulai lupa, hehehehe. Gambar diambil di http://www.alnect.net/products.php?/1/8/236/451/Computer/Personal_Computer/Paket_2_-_Home_&_Office/Paket_Home_&_Office_Version_3.0