Ulang Tahunmu

Hari ini 18 November 2009. Ya, hari ini adalah hari yang kau tunggu-tunggu. Hari yang selalu kunantikan, 19 tahun yang lalu kau datang ke bumi ini dengan menghabiskan seluruh energi ibumu. Dengan mempertaruhkan nyawanya, dan membuat dokter kebingungan antara pilihan untuk menyelamatkan dirimu atau ibumu. Hingga akhirnya ibumu memilih dirimu harus hidup karena kau adalah masa depannya. Sungguh dramatis sekali, seandainya kau ada disana saat itu pasti kau akan merasakan kepedihan ayahmu yang harus merelakan kepergian ibumu demi dirimu sang masa depan.

Tepat hari ini juga sudah 1 tahun dirimu disini, bersamaku, menemani diriku yang merasa kesepian. Aku tahu hari ini adalah hari berbahagiamu, aku sudah menyiapkan sesuatu yang tak akan bisa kau lupakan seperti hari itu disaat dirimu berulang tahun dan juga merayakan hari jadian kita. Aku masih mengingat senyummu waktu itu, kau bahagia dengan hadiah yang kuberikan ketika kau merayakan ulang tahunmu yang ke-17 dan hari dimana dirimu menjadikanku sebagai kekasihmu dan akan selalu menemani dirimu. Aku masih mengingat jelas kecupan pertama yang kau berikan di pipiku, senyummu merona dan aku masih mengingat detik demi detik saat itu.

Aku sungguh-sungguh mencintaimu, dan kau tahu akan hal itu. Tapi sayang, kau tak pernah tahu bahwa aku benar-benar sangat mencintaimu dan tak ingin kau pergi dariku.

Hari ini, tepat 19 tahun usiamu dan 2 tahun hari jadian kita. Rasa cinta ini masih benar-benar melekat dalam dadaku dan tak ingin kulepaskan begitu saja, aku bahagia bisa terkurung dalam cintamu, dan kebahagiaanku sungguh tak bisa dikatakan karena kau akan selalu bersamaku disini, menemani diriku, selamanya.

Kau masih ingat bukan, kado terindah yang kuberikan pada peringatan hari jadian kita setahun yang lalu dan hari ulang tahunmu yang ke-18. Tentu kau masih ingat bukan, saat itu kau benar-benar terkejut dengan apa yang kuberikan padamu. Kau yang tengah asyik masyuk dengan perempuan lain terkejut melihatku datang dengan membawa kue tart yang kubikin sendiri di dapur dengan susah payah, karena kau tau sendiri aku tak pandai memasak apalagi membuat kue. Kau terkejut ketika aku datang ke tempat kostmu, kau menutupi kenyataan bahwa kau sedang sendirian dan tak ingin diganggu meski aku adalah kekasihmu.

Aku memang benar-benar mencintaimu dan menghormati segala yang kau inginkan. Tapi aku melihatnya, melihat perempuan itu didalam kamarmu. Aku benar-benar melihatnya, dan perasaan cintaku ini yang telah mendarah daging dalam tubuhku membuatku tak bisa berpikir lagi. Aku sangat mencintaimu dan aku tak rela jika dirimu bersama perempuan lain. Di ulang tahunmu yang ke-18 bukan kue tart buatanku sendiri yang rasanya masih sangat diragukan sebagai kado ulang tahunmu, tapi sayatan pisau tajam yang tak akan pernah bisa kau lupakan bahkan sampai di neraka sekalipun.

Aku sudah bilang bukan, aku sangat mencintaimu dan tak ingin kau pergi dari hidupku. Hari ini kubuatkan kau kue tart lagi seperti waktu itu, hari ini adalah hari sepesial kita. Aku mencintaimu dan akan selalu menjagamu meski kau sudah berada di neraka sekalipun, cintaku tak akan pudar. Aku akan selalu menjaga jasadmu yang penuh dengan sayatan pisau tajam ini dengan formalin sebagai bukti cintaku padamu. Selamat Ulang Tahun Sayang, Aku benar-benar mencintaimu.

NB: Cerita ini ditujukan kepada Teman SMP-ku Lusi dan si 'kobo' yang tepat hari ini sedang merayakan hari ulang tahun mereka. Selamat Ulang Tahun My Friend.