27 Mar 2012

Realistis Saja

8

Meski punya sayap seperti burung, tapi saya tak bisa terbang karena saya sadar saya bukan burung.
Dulu, ketika saya masih berseragam, saya selalu memegang teguh semua impian saya. Saya selalu berbicara tentang mimpi-mimpi yang indah, saya selalu meyakini bahwa saya pasti bisa menggapai semua mimpi saya. Ketika ada salah seorang atau dua orang teman yang menyepelekan mimpi saya, ketika itu pula saya merasa sakit hati dan marah dengan orang-orang yang tidak mempercayai mimpi saya.



Dulu, ketika saya masih berumur belasan tahun. Saya menyukai membaca novel remaja yang penuh dengan mimpi-mimpi, saya selalu suka membaca novel teenlit yang menjual segala macam mimpi tentang persahabatan, tentang masa depan, tentang cinta, dan tentang cita-cita.

Itu dulu, ketika saya masih menggebu-gebu dengan mimpi yang tak kasat mata.

Sekarang, ketika saya sudah menjejaki dunia diluar jangkauan pemikiran saya, ketika saya menjejakkan kaki didunia nyata yang penuh dengan jurang-jurang permasalahan, ketika saya mulai menghadapi segala macam orang dari dunia saya sendiri. Saya merasa, semua mimpi yang saya dapat dulu semuanya percuma.

Dulu, saya selalu mengagung-agungkan yang namanya cinta sejati hingga saya tak pernah merasa kecewa meski belum pernah punya pasangan karena saya yakin suatu saat nanti saya akan menemukan cinta sejati saya. Dulu, saya selalu membanggakan impian saya, apapun itu karena saya yakin suatu saat nanti saya pasti akan menggapai mimpi saya itu. Dulu, saya selalu menghormati persahabatan karena saya yakin sahabat pasti mengerti tentang perasaaan saya seperti yang selalu saya baca dari novel remaja.

Tapi, seiring keremajaan saya yang memudar, saya semakin mengerti bahwa semua itu hanya ilusi. Kenyataan demi kenyataan semakin membuat saya sadar, bahwa cinta gak selalu berakhir bahagia, bahwa sahabat gak selalu bisa mengerti kita, bahwa orang terdekat pun bisa menjadi musuh terbesar kita, bahwa orang yang baik pun bisa menyimpan perasaan buruk terhadap kita, bahwa hidup gak melulu tentang keindahan. Saya sudah merasakan apa yang disebut dengan pengkhianatan, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan caci maki, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan pelecehan ekonomi, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan pandangan sebelah mata, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan tidak dipercayai, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan dilecehkan, saya sudah merasakan apa yang disebut dengan kegagalan.

Dan, ketika semua yang sudah saya rasakan membentuk karakter saya yang sinis, salahkah saya? Ketika saya tak lagi percaya dengan semua perkataan indah yang kalian lontarkan diantara janji-janji kalian yang sudah membusuk dimakan iblis masa lalu, salahkah saya? Saya hanya berpikir realistis, ya.... saya tahu ketika saya bertemu dengan kalian, saya sudah tahu suatu saat nanti saya berpisah dengan kalian. Jadi saya berpikir realistis untuk tidak mempercayai kalian sepenuhnya, setidaknya saya sudah mengatakannya, bahwa saya sudah mematikan perasaan saya sejak saya mengenal arti kata pengkhianatan.

Note : Saya tidak sedang galau. Gambar diambil di file photobucket.

Related Posts:

  • sahabatwuow.....sahabatku telah kembali lagi......aku jadi gak sendirian lagi sekarang, sahabatku telah kembali. bener-bener dunia terasa indah, eh emang dun… Read More
  • Ya nasiibSerasa dunia makin sulit buat cewek imoet bin mungil (baca : pendek) ini, apalagi kalau bukan dunia pengeblogan. Kemaren sudah tenang-tenangnya mengga… Read More
  • Jembatan Suramadu (2)Masih berlanjut nih kisah Jembatan Suramadu yang barusan selesai dibangun, tapi sejujurnya pembangunan ini antara pro dan kontra juga. Namanya juga ma… Read More
  • Jembatan Suramadu (1)Horeeee akhirnya bisa apdet blog lagi setelah sekian lama rasa malas ini menyiksaku, huhuhuhu. Nah sebenarnya sudah dari hari senin kemaren aku ingin … Read More
  • Posting yang benar-benar gajeGaje alias gak jelas, gak tau niy mau nulis apaan. Tapi perasaan blog ini adalah blog yang gaje. Padahal loh biasanya aku paling lancar kalau disuruh… Read More

8 comments:

  1. Iya2 vie three tidak lagi galau hehehe...

    Dalam kehidupan ini kita selalu belajar. Belajar tentang apa saja dari pengalaman kita selama ini atau bahkan pengalaman orang lain. Ada kata pepatah, jika kita mengharapkan sesuatu, kita juga harus siap untuk dikecewakan. Mungkin intinya kita harus selalu bersyukur, iklas dan positive thinking agar yang masuk kedalam diri kita adalah energi yang positif. Walaupun sulit kita juga butuh untuk belajar bersyukur dan ikhlas kali ya vit hehehe..

    Btw ini bukan kontes kan vit wkwkwkw.... (husss... jangan keras2 ketawanya :D)

    ReplyDelete
  2. Mlm vit. . Mw ngm0ng apa ya q ini. . .kyaknya cuma mau bilang aku sangat suka dgan apa yg km tUlis. .jempol 5 deh. .

    ReplyDelete
  3. Jangan sampai mimpimu hilang. Karna itu pemacu bagimu untuk maju.
    Sahabat bisa pergi, cinta bisa mati, tapi mimpi harus selalu di hati.

    ReplyDelete
  4. tapi tidak ada salahnya dengan mimipi, justu dengan mimpi dan khayalan kita bisa sedikit bahagia, asal jangan terlalu banyak. bisa jadi orang gila.

    ReplyDelete
  5. selamat datang di dunia nyata....

    ReplyDelete
  6. realistis itu... ehm.. menyesakkan

    ReplyDelete
  7. Yang penting ngga ada kepura-puraan bukan??

    ReplyDelete
  8. Realistis memang perlu agar kita tak terpuruk saat kita gagal meraih apa yg kita impikan... tapi tetap saja menurutku impian itu masih diperlukan agar hidup kita jadi lebih bergairah.. :)

    ReplyDelete

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com