12 Dec 2015

Hujan. Desember. Kamu

0

Setiap tetesnya membawa cerita tentang kamu.

Selamat pagi, Desember.
Za tak pernah bosan menyapa Desember dengan kalimat selamat pagi. Baginya Desember selalu pagi, meski siang ataupun malam ia selalu menyapa Desember dengan pagi. Baginya Desember akan selalu menjadi bulan yang istimewa. Desember, hujan, dan juga kamu. Za tersenyum sembari tangannya mengelus jendela.
*
Hujan pertama di Bulan Desember, aku menikmatinya. Bersama denganmu, berteduh di bawah halte usang, terjebak hujan, berdempetan dengan orang-orang yang bernasib sama. Mungkin bagi mereka ini adalah kesialan, terjebak hujan disaat harus cepat-cepat balik ke kantor, atau terjebak hujan disaat anak sedang sakit, terus menangis, membuat sang ibu kerepotan menenangkan. Namun bagiku ini adalah sebuah keberuntungan.

Hujan, Desember, Halte, dan kamu.
*
Lagi-lagi hujan di Bulan Desember, tentu saja aku menikmatinya.

"Mau berhenti?"
"Buat apa?"
"Berteduh."
"Tidak mau."
"Oke."

Kemudian, kamu tetap menarik gas motormu, menerjang hujan di bulan desember. Membuatmu kuyup kemudian, dan menggigil setelahnya. Aku tersenyum.

Hujan. Desember. Motor, dan Kamu.
*
Hujan yang kesekian di Bulan Desember, dan tak lelah aku menikmatinya. Kamu memilih berteduh di sebuah Ruko dalam perjalanan pulang ke rumahku. Aku hanya berdiam diri namun jantungku berdegup ramai. Ingin sekali aku mengatakannya sedari tadi bahwa aku menyukaimu seperti aku menyukai hujan di Bulan Desember. Namun bibirku terbungkam oleh hujan yang semakin menderas. Aku hanya menikmati punggungmu dengan dilatar belakangi oleh hujan di bulan desember. Kamu hanya membisu, entah apa yang kamu pikirkan. Mungkin kamu sudah mulai bosan dengan hujan yang tidak menampakkan tanda untuk berhenti.

"Sial. Deras sekali hujannya."

Kamu merutuk hujan. Baru kali ini aku mendengarnya. Aku mendengar kamu merutuk hujan, hujan bulan desember, yang selalu aku nikmati. Sudahlah, aku tak akan pernah bisa menggapaimu, karena cinta yang kita rasakan berbeda. Aku memilih bungkam, menikmati siluet dirimu dengan latar belakang hujan.

Hujan. Desember. Cinta, dan Kamu.
*
Selamat pagi, Desember.
Za berlari keluar rumah, ia akan menyambut hujan pertama di Bulan Desember. Awan mendung mulai sedikit demi sedikit memuntahkan isinya, gerimis jatuh perlahan, lalu menderas. Hujan pertama di Bulan Desember, Za tersenyum. Kenangan-kenangan itu luruh bersama hujan. Jatuh ke bumi, menelusup ke tanah, hilang.

Hujan. Desember. Kenangan. Kamu.
***

Surabaya
07/12/2015-12:54
"saat memandangi hujan"

0 orang yang sudi mengomentari:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com