Untukmu. Secangkir kopi dengan kerinduan di dalamnya. |
Di penghujung senja itu, Ken kembali mengunjungi rumah Za. Mereka duduk di beranda depan, menciptakan hening. Dua cangkir kopi berada di meja antara mereka, satunya tinggal ampas kopi dan satunya masih utuh. Mereka sudah terbiasa dengan jeda, menikmati senja yang lambat laun mulai bersembunyi tergantikan dengan malam, pekat.
Ken, aku menyajikan kopi dengan kerinduan di dalamnya. Apakah kamu tidak ingin mencicipinya sedikit saja?
Maafkan aku Za, sekali lagi aku membiarkan kopi itu mendingin tanpa tersentuh.
Apa kali ini cangkir itu akan bernasib sama dengan cangkir-cangkir lainnya?
Senja kali ini pun kita berdua tetap bernasib sama seperti senja-senja sebelumnya, terbungkam oleh hening.
Aku merindukanmu Ken, merindukan cerita-cerita yang selalu menghiasi senja kita dulu.
Aku merindukanmu Za, merindukan celetukan-celetukanmu pada cerita-ceritaku yang menghiasi senja kita dulu.
Malam mulai merangkak, Ken bangkit berdiri, melangkah, meninggalkan Za, meninggalkan cangkir kopi yang masih utuh, meninggalkan kerinduan Za di dalam cangkir kopi itu, meninggalkan kerinduannya yang terbungkus hening. Esok senja ia akan datang lagi dengan harapan yang sama, Za menyajikan kopi dengan kerinduan di dalamnya.
***
Surabaya
07/12/2015-23:31
"saat merindukanmu"
0 orang yang sudi mengomentari:
Post a Comment