Desember berlalu, dan aku masih menunggu. |
Aku mohon, menetaplah disini. Desember. Hujan. Aku mohon jangan pergi. Tetaplah bersamaku, atau bawa aku pergi juga bersamamu. Hujan. Desember. Jangan berlalu. Bahkan aku merindukanmu disaat bersamamu. Bagaimana nanti jika kau tak bersamaku, rinduku akan mengepul di setiap senja terbenam.
Aku mohon, membekulah sebentar. Desember. Hujan. Aku ingin menikmatimu barang sebentar. Memutar setiap kenangan tentang kamu. Duduk bersama dengan kepulan rindu yang mengangkasa, menikmati tirai hujan dengan kopi yang masih hangat, mendengar setiap tetesannya yang mengetuk-ngetuk jendela, lalu kita saling bercerita, cerita tentang hujan di Bulan Desember.
"Kamu masih bisa menemui aku di Bulan Januari."
Hujan bercerita kepadaku bahwa ia masih berada disini saat Januari. Tidak. Hujan di Bulan Januari tidak memberikan keindahan. Hujan di Bulan Januari hanya berisi janji patah hati. Terasa sakit. Aku tidak menyukainya.
Jika memang harus berlalu, maka aku akan tetap menunggu. Biarlah kamu yang mencipta jarak, tapi aku tidak. Jika saatnya kamu kembali datang, kamu akan tetap melihatku duduk disini, di pinggir jendela, menunggu irama ketukanmu lewat tetes-tetes hujan di Bulan Desember.
Desember berlalu. Januari kembali, aku patah hati.
***
Surabaya
31/12/2015-11:30
Lebih suka hujan drpada panas. Panas bikin banyak nyamuk, ga bisa tidur.
ReplyDelete